Duit Pemkab Nganjuk Rp 2,5 Triliun, Untuk Apa Saja?

pemkab nganjuk
Tahun 2016, Pemkab Nganjuk yang dipimpin Bupati Taufiqurrahman memiliki APBD senilai hampir Rp 2,5 triliun
matakamera, Nganjuk – Tahun 2016 ini Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur mengesahkan anggaran belanja daerah dengan nilai yang sangat besar, mencapai hampir Rp 2,5 triliun. Lebih tepatnya sebesar Rp 2,498 triliun. Duit belanja yang bersumber dari uang rakyat itu rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja baik itu belanja langsung maupun belanja tidak langsung sepanjang tahun. Apa saja itu?

Rilis Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nganjuk menyebutkan, bahwa rapat paripurna bersama Bupati Nganjuk Taufiqurrahman telah menyepakati jumlah pendapatan tahun 2016 sebesar Rp. 2,252 triliun dan jumlah belanja Rp. 2,498 triliun, serta surplus atau devisit sisa lebih anggaran tahun 2015 Rp. 245.327.778.200.

Nah, dari nilai angka anggaran belanja sebesar Rp 2,489 triliun itu, Pemkab Nganjuk kemudian membaginya dalam kebutuhan belanja langsung dan belanja tidak langsung.

Pertama, untuk kebutuhan belanja langsung, pemerintah Nganjuk tahun ini menganggarkan uang Rp 1,027 triliun. Sebagian besar dari total belanja langsung Nganjuk 2016, sekitar 61 persen atau sebesar Rp 638,6 miliar dikucurkan untuk kebutuhan pembangunan fisik, antara lain pembangunan RSUD Kertosono II Rp 155 miliar, proyek lanjutan Pasar Wage III Rp 20 miliar, proyek pemasangan lampu penerangan jalan umum (LPJU) Rp 7,9 miliar, hingga pembangunan Terminal Kertosono Rp 10 miliar.

Kedua, untuk belanja tidak langsung Nganjuk 2016 yang dianggarkan Rp 1,47 triliun. Ini meliputi belanja pembayaran gaji dan tunjangan PNS, pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Lalu, belanja subsidi untuk bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

Berikutnya, ada bantuan sosial dalam bentuk uang atau barang kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti warga miskin dan lansia. Selain itu, juga ada belanja tidak terduga seperti untuk penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Menurut Burhanudin El Arif, pengamat pemerintahan di Nganjuk, pemanfaatan APBD di kabupaten ini belum bisa 100 persen tepat sasaran. Dia memberi contoh ringan pembangunan trotoar di Jalan Diponegoro, Kecamatan Nganjuk yang dikerjakan akhir tahun 2014, alias masih berusia setahun. Kini di awal 2016, kondisinya ternyara sudah rusak parah dan pecah-pecah. Kalau bidang PU (Pemkab Nganjuk) merencanakan dan melaksanakan pembangunan tidak serius begini, APBD kita bisa bangkrut, pembangunan tidak kelar,” kritiknya. (ab)





Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System