Budiono Turun Gunung, Ingatkan Masyarakat untuk Perkuat Lagi Nilai Toleransi dan Gotong Royong

MPR RI
Anggota MPR RI Drs H A Budiono M.Ed saat memberikan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, 16 April 2016
matakamera, Nganjuk - Nilai-nilai toleransi dan kegotong-royongan semakin luntur di tengah masyarakat dewasa ini. Sampai-sampai, fenomena tersebut menjadi perhatian khusus MPR-RI sebagai lembaga legislatif negara. MPR-RI merasa perlu turun langsung ke tengah-tengah masyarakat, untuk mencoba memperkokoh kembali budaya toleransi dan gotong royong yang sebenarnya merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang.
Upaya tersebut seperti ditunjukkan oleh Drs. H.A. Budiono M. Ed, putra daerah Nganjuk, Jawa Timur yang kini mengemban amanah sebagai anggota MRI-RI.  Budiono merasa perlu untuk turun gunung dan memberi sosialisasi di tengah masyarakat, mengingat nilai toleransi dan gotong-royong tersebut berhubungan erat dengan salah satu unsur empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila. "Kita sangat prihatin denga makin lunturnya nilai toleransi dan kegotong royongan. Mari bersama-sama kita perkuat lagi budaya adiluhung ini," ujar Budiono, di tengah acara Sosialisasi Empat Pilar kebangsaan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, yang berlangsung di hall Rumah Makan Rakitos, Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro, 16 April 2016. 
Wejangan itu dikemas dalam Sosialisasi Empat Pilar kebangsaan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD RI 1945 sebagai Konstitusi Negara dan Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam forum yang dihadiri sekitar seratus orang yang terdiri dari beberapa ormas seperti Aisyiyah, Musilmat, Fatayat, Nasiatul Aisyiyah ini juga menyinggung tentang syarat-syarat kepemimpinan yang tidak harus berasal dari penduduk Indonesia asli(Pribumi)."Syaratnya asalkan dia warga RI bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin di negara kita," imbuhnya.
Adapun tujuan umum pelaksanaan sosialisasi ini, adalah untuk menggali nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar dapat dipahami secara utuh, menyeluruh dan berkelanjutan. "Diharapkan bisa menjadi dasar dalam mewujudkan visi dan misi Indonesia ke depan lebih maju dan bermartabat," ungkap Budiono.
Siti Mujayannah, salah satu peserta mengaku senang dengan digelarnya sosialisasi tersebut. "agar kita semakin bisa saling menghargai dan makin rukun dengan yang berbeda 'warna'," ujar pengurus Fatayat asal Kecamatan Lengkong ini.(ro/adv/ab)
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System