Bulog Stop Pembelian Bawang Merah, Petani Nganjuk Naik Darah

Nganjuk
Program stabilisasi harga bawang merah yang dicanangkan Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman, kini berujung amarah petani di Nganjuk, Jawa Timur. Pasalnya, mereka menuding Bulog ingkar janji terkait kesepakatan untuk memborong panen petani
matakamera, Nganjuk - Setelah menurunkan secara sepihak harga bawang merah Rp 20 per kilogram menjadi Rp 18.540 per kilogram, Badan Urusan Logistik (Bulog) kembali memancing kemarahan petani di Nganjuk. Kali ini, mereka mendadak menghentikan pembelian panen bawang yang sudah disepakati secara tertulis.
Informasi yang dihimpun matakamera.net, sampai Jumat 27 Mei 2016, bawang merah hasil panen petani Nganjuk sebanyak 108 ton tidak terbeli oleh Bulog. Dari jumlah tersebut, separo sudah terlanjut dikirim ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran, sesuai program yang dicanangkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Bulog pusat pada 14 Mei 2016 lalu, saat menghadiri panen raya bawang merah di Nganjuk. "Kami sudah kecewa dua kali. Pertama harga diturunkan sepihak, sekarang tidak mau membayar," kata Akad, koordinator petani bawang merah di Nganjuk, Jumat malam 27 Mei 2016.
Untuk diketahui, dalam surat perjanjian antara Bulog dan petani bawang merah tertulis, bahwa dalam rangka menstabilkan harga bawang merah, Bulog Sub Divisi Regional Kediri akan membeli bawang merah dengan harga Rp 20 ribu per kilogram kering askip, mulai Bulan Mei sampai Bulan Desember 2016. 
Lebih lanjut Akad mengatakan, terkait penurunan harga jual sepihak menjadi Rp 18.540, pihaknya sebenarnya juga masih keberatan sampai sekarang. Apalagi mereka masih harus dibebani dengan pajak 1,5 persen untuk yang punya NPWP dan 3 persen utuk yang tidak punya NPWP. Namun karena tidak ada pilihan lain, pihaknya terpaksa setuju agar tidak mengalami kerugian besar setelah panen.
Sedangkan terkait pembayaran puluhan ton bawang merah yang dihentikan oleh Bulog secara sepihak , Akad didampingi Ahmad Zakin, Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Nganjuk pada Jumat berusaha melakukan klarifikasi kepada pihak Bulog Kediri.  Namun jawaban yang didapat tetap mengecewakan, karena para petani diminta menunggu sampai Senin 30 Mei 2016, dengan alasan Bulog Kediri masih menunggu transfer dana dari Bulog pusat. "Masalah tambah runyam, karena Bulog juga tidak mau menerima sisa bawang merah kami 9 ton," urai Akad. Karena kesabaran sudah habis, Akad dan para petani bawang merah di Nganjuk akhirnya sepakat untuk melakukan demo besar-besar di kantor Bulog Subdive Kediri yang ada di Nganjuk, pada Senin 30 Mei 2016 mendatang.
Sayangnya sampai berita ini ditulis, belum ada satupun pihak bulog yang bisa dikonfirmasi, termasuk Wahyu Sutanto, Kepala Bulog Subdivre Kediri. (ab)

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System