Sidak PKL Alun-Alun Nganjuk, BPOM Temukan Makanan Mengandung Boraks

Mamin Boraks Nganjuk
Kepala Balai Besar POM Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa bersama Kepala Dinas Kesehatan Nganjuk Sugeng Budi Wiyono, saat memeriksa lapak salah satu pedagang takjil di Alun-Alun Nganjuk, 23 Juni 2016 (matakamera/roissudin)
matakamera, Nganjuk - Kamis sore 23 Juni 2016, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya melakukan sidak penjual makanan dan minuman (mamin)  di pusat kuliner Alun-Alun Nganjuk, Jawa Timur. Tim BPOM yang didampingi Dinas Kesehatan (Dinkes) Nganjuk dan Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Nganjuk ini secara khusus menyasar stan-stan yang menjajakan makanan khas takjil untuk berbuka puasa. Yang mengejutkan, tim ternyata menemukan sejumlah makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Pantauan matakamera.net, rombongan sidak tiba di lokasi sekitar pukul 15.00. petugas sampel langsung mengambil sekitar 50 jenis mamin  dari beberapa stan dan lapak PKL. Tim yang beranggotakan sekitar 10 personel BPOM dan Pemkab Nganjuk itu langsung  menguju sampel-sampel mamin tersebut di laboratorium mobile, di unit kendaraan bernopol merah B 9792 POU bertuliskan Balai Besar POM Surabaya."Ada positif penggunaan pewarna dan boraks pada dua jenis kerupuk, dan penggunaan boraks pada minuman cincau," papar Kepala BPOM Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa. Temuan itu diperoleh setelah dilakukan uji lab selama sekitar 10 menit. Menurut Bagus, dari 15 sampel yang diuji, ditemukan tiga jenis mamin yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.

Lebih lanjut Bagus menjelaskan, bahwa pihaknya akan terus melakukan sidak dan pengawasan terhadap pedagang mamin dengan menggandeng dinas-dinas terkait di seluruh kabupaten-kota di Jawa Timur."Di Nganjuk ini adalah sidak kami yang kesekian kalinya untuk wilayah Jawa Timur," ujarnya.
Makanan Boraks Nganjuk
Kepala Balai Besar POM Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa bersama Kepala Dinas Kesehatan Nganjuk Sugeng Budi Wiyono, menunjukkan sampel makanan kerupuk yang mengandung boraks dan pewarna berbahaya

Kepala Dinkes Nganjuk Sugeng Budi Wiyono yang turut sidak menambahkan, prinsipnya sidak takjil di bulan Puasa dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan. Yakni, agar masyarakat semakin bijaksana memilih bahan makanan sehat."Kita lakukan edukasi dan pembinaan (pedagang), sehingga konsumen tidak dirugikan," urai Sugeng.

Sejumlah pedagang sempat kaget ketika lapak mereka didatangi tim sidak BPOM. Namun, mereka mengaku tetap menghormati kegiatan tersebut karena demi kebaikan bersama. Adapun jenis mamin di jadikan sebagai sampel adalah sejenis makanan gorengan, makanan basah, batagor, ikan asap, es buah dan makanan ringan sejenis krupuk, dan lain sebagainya. "Dagangan saya dibeli satu untuk dites," aku Ratno, 50, pedagang takjil berupa jajan basah asal Kelurahan Bogo, Kecamatan Nganjuk.(ro/ab)

(M. Roissudin)

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System