Watu Lawang : Spot Air Terjun 7 Tingkat di Lereng Gunung Wilis Nganjuk

nganjuk
Pemandangan garis air terjun bertingkat-tingkat di lereng Gunung Wilis, Nganjuk, dilihat dari pos Watu Lawang, Ngliman, Sawahan (matakamera/foto : akbar.illahi via IG)
Kamis, 2 Februari 2017, by Panji Lanang Satriadin

"Nganjuk tidak hanya dikenal sebagai Kota Sejuta Lubang (jalan), tapi, Kota Sejuta Air Terjun," kata Deny Sumargo, host My Trip My Adventure (MTMA) Trans TV.

Bersama kru MTMA, Denny dan partner-nya Rikas Harsa melakoni syuting menjelajah keindahan alam di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sejak Selasa 31 Januari 2017 sampai Jumat 3 Februari 2017. Hampir seluruh spot wisata alam didatangi, termasuk sejumlah air terjun eksotis di lereng Gunung Wilis. Salah satunya, adalah spot air terjun bertingkat di Watu Lawang, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan.


matakamera, Nganjuk - Di balik nama besar Air Terjun Sedudo di lereng utara Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, masih banyak air terjun alami yang belum dibuka untuk umum. Masih satu aliran air dengan Sedudo, jauh di kedalaman hutan lebat di atasnya, terdapat bertingkat-tingkat air terjun yang bersumber dari mata air Wilis. Jumlahnya disebut-sebut sampai tujuh tingkat.

Air terjun Sedudo sendiri yang memiliki tinggi 105 meter dan berada di ketinggian 1.484 dari permukaan laut, ternyata posisinya berada di tingkat paling bawah.

Tim MTMA Trans TV berada di Pos Watu Lawang, Sawahan, Nganjuk, Kamis 2 Februari 2017. Dari spot ini, terlihat jelas air terjun bertingkat-tingkat di lereng Gunung Wilis (foto : Raditya Haria Yuangga)
Untuk menuju ke tingkat 2 dan seterusnya sampai tingkat ke-7, pengunjung harus menguras tenaga melakukan pendakian menembus hutan lebat, tanpa ada jalan aspal seperti halnya jalan menuju Sedudo. Selain kondisinya trek yang berbahaya karena banyak tebing curam dan hewan liar, sebagian masyarakat setempat masih mempercayai bahwa 6 enam tingkat air terjun di atas Sedudo adalah kawasan terlarang dan angker, sehingga mereka tidak berani mendekat. “Perjalanannya seperti mendaki ke puncak Wilis, bisa memakan waktu berhari-hari,” ujar Aries Trio Effendi, 40, pegiat Pariwisata Nganjuk yang sejak kecil terbiasa naik-turun Gunung Wilis.

                               Baca juga : Kampung Raja Hayam Wuruk di Nganjuk

Menurut Aries, obyek wisata air terjun Sedudo dan air terjun lainnya di Gunung Wilis tidak hanya indah dipandang, tapi juga memiliki riwayat sejarah panjang. Sejak zaman Kerajaan Majapahit, air terjun sudah sering digunakan untuk mencuci senjata milik raja dan patung dalam upacara Prana Prasthista, dan sampai sekarang masih rutin digelar oleh Pemda Nganjuk setiap bulan Suro.

Istimewanya lagi, dahulu konon Mahapatih terkenal dari Majapahit, Gajah Mada, sering menggunakan lokasi air terjun bertingkat di hutan Wilis untuk penggemblengan fisik dan latihan militer prajuritnya, terutama pasukan elite Majapahit yang disebut Bhayangkara. Para prajurit pilihan itu dituntut untuk bisa menaklukkan medan sulit dan berbahaya, di setiap level air terjun, dari yang terbawah sampai paling puncak. “Berdasarkan cerita turun-temurun yang beredar di masyarakat sekitar sini,” ujarnya.

Salah satu titik pantau yang bisa digunakan untuk melihat keseluruhan air terjun itu yang berjumlah 7 tingkat, disebut Aries bisa melewati jalur menuju Gunung Wilis melalui Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Sedangkan dari sisi Nganjuk, sebagian dari tingkatan air terjun itu bisa dilihat dari titik kawasan Watu Lawang, Sawahan, yang bisa ditempuh melalui jalur Cemoro Kandang, atau tempat parkir mobil menuju Sedudo. Perjalanan menuju titik pantau Watu Lawang bisa ditempuh dengan berjalan kaki sejauh sekitar 1 kilometer menyusuri jalan setapak.(ab)

Baca juga :
Wisata Goa Keramat di Nganjuk
Waterpark Alami, Surga Tersembunyi di Kabupaten Nganjuk


Lihat ProfilRedaksi Matakamera Nganjuk
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System