Kisah Serbuan Mendadak Pasukan Jenderal Soedirman di Desa Jatirejo

nganjuk
Foto reproduksi : gerilya Jenderal Soedirman di tanah Jawa untuk menghadapi pasukan penjajah. Salah satunya melintas dan membuat markas persembunyian di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (matakamera/ist)
Sabtu 12 Agustus 2017 ||
by Panji Lanang Satriadin

matakamera, Nganjuk - Di Desa Jatirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terdapat lahan terbuka yang cukup luas. Lokasinya tepat di tengah kampung. Saat ini dikelola untuk lahan penanaman tebu oleh Pabrik Gula Meritjan Kediri.

Warga sekitar sempat memasang poster unik di tepian lahan. Yakni, berupa gambar wajah sosok pejabat Belanda masa lampau, bernama WM Van Den Boumen. Menurut cerita warga setempat, Van Boumen adalah pejabat pabrik gula (PG) Djatie sekitar tahun 1900.

Bentuk bangunan PG Djatie Loceret yang masih utuh, di awal-awal tahun 1900-an (matakamera/foto : ist)
Saat itu wilayah Nganjuk di bawah penjajahan Belanda. Van Den Boumen menjabat sebagai salah satu direktur NV Maatschapij Tot Exploitatie Van de Soikeronder Djati, perusahaan Belanda yang mendirikan PG Djatie pada 1898, di desa setempat.

Bambang, 55, salah satu tokoh warga Desa Jatirejo mengungkapkan, bahwa lahan kosong seluas sekitar 11,8 hektar di desanya itu dahulu adalah kompleks pabrik besar yang penuh dengan bangunan.

W. M. van der Valk Bouman, salah satu direktur perusahaan gula Djatie, Nganjuk - W.M. van der Valk Bouman, een van de directeuren van de N.V. Maatschappij tot exploitatie van de Suikeronderneming Djatie (Mesodja) bij Ngandjoek, mogelijk gefotografeerd in indonesië Collections Digital Image Library , Universiteit Leiden,  Netherlands ( media-kitlv.nl)
Namun, pada tahun 1949, saat terjadi agresi militer Belanda di Indonesia, sebagian besar bangunan pabrik gula itu dihancurkan oleh pasukan gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman. “Pasukan Soedirman menggempur dari markas persembunyian di Hutan Wilis, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret,” kata Bambang.

Foto reproduksi : Panglima Besar Jenderal Soedirman (matakamera/ist)
Serangan itu dilakukan bukan tanpa alasan. Selama beberapa hari Soedirman bergerilya di Nganjuk, pasukannya mendeteksi bahwa kompleks PG Djatie saat itu digunakan sebagai markas komando militer terselubung serdadu Belanda.

Pasukan Soedirman lalu melakukan serangan mendadak dini hari, yang membuat ratusan tentara Belanda kocar-kacir. “Pasukan Soerdirman menggempur pakai senapan api dan meriam yang dirampas dari penjajah,” sambung Bambang.

Serangan fatal itu membuat ratusan nyawa melayang dan pertumpahan darah hebat dari kedua kubu. Nyaris seluruh kompleks bangunan PG Djatie luluh lantak, kecuali sebuah cerobong asap yang sampai hari ini masih berdiri kokoh.

nganjuk
Lahan bekas kompleks pabrik gula Belanda, NV Maatschapij Tot Exploitatie Van de Soikeronder Djatie, kini  hanya menyisakan cerobong tua. (matakamera/foto : bendottetapsemangat via ig)
Menurut riwayat dari sesepuh desa, cerobong itu sempat beberapa kali terkena serangan peluru meriam pasukan Soedirman, tetapi tidak roboh. “Bisa dilihat, sampai sekarang masih ada bekas lubang dan retakan dinding cerobong bagian atas, Itu bekas kena hantaman peluru meriam,” tutur Bambang.(ds/ab/2017)

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System