Traktor Bantuan Dijual, Kades Begendeng Nekat Lakukan Ini untuk Tutupi Kasus

Foto saat traktor Yanmar RH170 diangkut di lapangan, kemudian dibawa pergi dari Desa Begendeng, Rabu sore 31 Oktober 2018. Unit ini awalnya didatangkan Kades Begendeng untuk 'mengganti' traktor bantuan yang sudah terlanjur dijual (ist)

Kamis 1 November 2018
by Panji Lanang S

matakamera, Nganjuk - Ada-ada saja cara yang dilakukan Dahlan, Kepala Desa (Kades) Begendeng, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, untuk menutupi dugaan kasus korupsi yang menggegerkan desanya.

Yakni, kasus penjualan unit traktor roda empat merk Yanmar RH 170, yang merupakan bantuan APBN 2016 untuk disalurkan kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sumber Pangan, Desa Begendeng.

Setelah perkaranya mencuat hingga dilaporkan warga ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Nganjuk 12 Oktober 2018 lalu, sang kades diduga melakukan upaya menghilangkan jejak, dengan diam-diam mengganti unit traktor yang sudah terlanjur dijual.

"Sudah dua kali (traktor) diganti. Yang pertama didatangkan traktor baru, masih dibungkus plastik, dengan nomor mesin dan nomor rangka berbeda. Sekarang diganti lagi dengan traktor ketiga yang kelihatan sudah bekas pakai," ujar Agus Musonif, perwakilan warga yang melaporkan kasus ini ke Kejari Nganjuk.

Matakamera.net mendapatkan bukti foto-foto dan keterangan saksi, saat traktor kamuflase pertama yang masih terbungkus plastik, diam-diam dibawa pergi dari Desa Begendeng, oleh orang suruhan Kades Dahlan pada Rabu sore 31 Oktober 2018.

Traktor berwarna body merah itu diangkut mobil pikap Daihatsu Gran Max hitam nopol S 9398 WH, menuju ke arah Madiun.

Kamis pagi 1 November 2018, sudah terparkir 1 unit traktor yang berbeda lagi, di halaman rumah seorang perangkat Desa Begendeng. Ini adalah traktor ketiga yang diduga diganti sepihak oleh Kades Begendeng, untuk menutupi perkara traktor bantuan gapoktan yang sudah terlanjur dijualnya (ist) 

"Kebetulan saya pas mau main ke Madiun, ketemu (traktor diangkut mobil) di jalan. Akhirnya saya ikuti sampai wilayah Padas, Ngawi," ujar Argana Jaya Paula, 22, warga Desa Begendeng, kepada matakamera.net, Kamis siang 1 November 2018.

Argana yang saat itu bersama rekan sedesanya, Fauzan Nurcholis, 20, sebenarnya punya tujuan sendiri ke Madiun, untuk ziarah ke padepokan perguruan silat. Namun secara tak sengaja, dia melihat mobil pikap Gran Max mengangkut traktor.

"Saya spontan saja mbuntuti, karena nggak asing dengan bentuk traktor dan kenal sopirnya juga, orang Begendeng sini," imbuh Argana. Selebihnya, dia mengaku tak tahu tujuan dan traktor tersebut diangkut.

Kamis siang 1 November 2018, matakamera.net  dan sejumlah wartawan turun ke Desa Begendeng untuk memastikan kabar tersebut. Benar saja, di halaman rumah salah satu perangkat desa setempat, sudah terparkir satu unit traktor yang kondisi fisiknya sudah berbeda, dari traktor yang dibawa pergi pada Rabu sore 31 Oktober 2018.

Traktor merk Yanmar RH 170 itu tak lagi terbungkus plastik layaknya unit baru. Wujudnya kini seperti bekas pakai, dengan nomor mesin dan nomor rangka yang sudah berbeda lagi. 

Awak media juga berusaha mendatangi Kades Dahlan di rumahnya, untuk melakukan konfirmasi. Sayangnya, sang kades tidak ada di rumah. Seorang tetangga menyebut Kades Dahlan pergi kuliah ke Jombang.

Untuk diketahui, pada 12 Oktober 2018 lalu, Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejari Nganjuk Eko Baroto menyampaikan, pihaknya sudah menerima laporan dari masyarakat, terkait dugaan korupsi program bantuan pemerintah berupa unit traktor untuk gapoktan di Desa Begendeng, Kecamatan Jatikalen.

Eko menyebut ada dugaan unsur penggelapan aset gapoktan yang dilakukan oleh terlapor.

“Setelah menerima laporan ini, kami akan segera melakukan klarifikasi ke pihak-pihak yang disebut di Desa Begendeng,” tukas Eko.

(ds/ab/2018)



Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System