Waktu Seolah Berhenti di Taman Air Sumbermiri

duwur
Surga tersembunyi bernama taman air alami Grojogan Duwur, terletak di kawasan hutan dan batuan karst Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Lokasi yang sangat cocok untuk penggemar wisata adventure bersama keluarga dan teman-teman dekat (matakamera/foto : Ferman Hadi Santoso via IG)
Rabu, 8 Februari 2017  |  Panji Lanang Satriadin

matakamera, Nganjuk –  Wisata kolam renang berikut pernak-perniknya masih menjadi salah satu favorit pelesiran keluarga. Atau, seru-seruan bersama rombongan pecinta adventure. Karenanya di banyak kota, sengaja dibangun pusat rekreasi waterpark yang berkonsep kolam renang dan taman air buatan.

Nah, di pinggiran Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, ada sebuah wahana ’waterpark’ yang justru terbentuk secara alami, sejak beribu-ribu tahun lalu. Yaitu, dari fenomena pembentukan sumber air di wilayah pegunungan batuan kapur atau karst di wilayah setempat.

Lokasinya berada di kawasan hutan Pegunungan Kendeng, yang masuk hutan Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong. Dari pusat kota Nganjuk bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 30 kilometer ke arah timur laut.  Sejak dahulu, warga dan pengelola hutan setempat, yaitu Perum Perhutani KPH Jombang, BKPH Krondong, sudah menamai kawasan itu Grojogan Duwur. Istilah dalam bahasa Jawa yang berarti air terjun tinggi. Lokasinya memang tersembunyi di ketinggian hutan Kendeng, namun masih di bawah 1.000 meter dari permukaan air laut.

nganjuk
Grojogan Duwur dilihat dari ketinggian salah satu bukit yang mengelilingnya (matakamera/foto : DW Saylendra)
Wujudnya berupa sungai dan kolam alami berair jernih, berwarna hijau kebiru-biruan, sehingga membuat orang yang pernah berkunjung menganggapnya sebagai surga tersembunyi. Secara fisik, sungai alami ini adalah sungai purba yang terbentuk dari batuan kapur. Kawasannya juga dikelilingi hutan jati dan tanaman tropis lainnya, serta bukit-bukit terjal berkapur. “Untuk ke lokasi butuh perjuangan, harus sabar sambil olahraga,” kata Dedi Nurhamsyah, 25, penggemar wisata alam asal Kabupaten Nganjuk.

      Baca juga : Kampung Raja Majapahit di Kabupaten Nganjuk

Menurut Dedi, yang sudah beberapa kali mendatangi Grojogan Duwur, saat ini belum ada akses jalan aspal sampai ke lokasi. Pengunjung harus sedikit berpeluh keringat dan memacu adrenalin, menembus jalan setapak hutan. Tak jarang kondisi trek sepanjang sekitar 1 kilometer itu licin, terutama saat musim hujan. Karena lokasinya di perbukitan, beberapa trek juga tampak menanjak, sehingga Dedi menyarankan pengujung mengenakan pakaian dan alas kaki khusus untuk jelajah alam.“Sebaiknya bawa bekal makan dan minum juga,” ujarnya.

Meskipun perjalanan menuju lokasi cukup menguras tenaga, namun Dedi menjamin semua rasa capek dan lelah akan terbayar begitu sampai di lokasi. Pemandangan eksotis dari komposisi sungai, kolam dan guratan dinding batu kapur mampu membuat fikiran dan otot rileks seketika.

Menikmati suasana alami dan eksotis Grojogan Duwur, membuat waktu seolah berhenti sesaat. "Lupa sejenak dengan stres dan penat dari rutinitas sehari-hari," ujar Dedi.

Pengunjung juga bisa dengan leluasa mandi atau sekadar foto-foto di sekitar aliran sungai. “Kelihatannya memang jauh dan capek. Tapi setiap wisatawan yang sudah sekali datang pasti ketagihan. Belum puas kalau hanya sekali datang,” ujarnya.(ab/Panji Lanang Satriadin)  

Baca juga : Air Terjun Cantik di Nganjuk, Tempat Bertapa Prabu Damarwulan

Baca juga : Spot Cantik di Nganjuk Ini Dahulu Medan Pertempuran Jenderal Sudirman

Lihat : Profil Redaksi Matakamera Nganjuk
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System