Kehilangan Satu Lengan karena Kecelakaan Kerja di PG Lestari Nganjuk, Keluarga Korban Berharap Hal Ini

Kedua orangtua Mariyono (kiri), dan kondisi Mariyono setelah mengalami kecelakaan kerja 


Senin 3 Agustus 2020
by Panji Lanang S

matakamera, Nganjuk - Mariyono, 38 tahun, seorang pekerja musiman di Pabrik Gula (PG) Lestari, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk kini mengalami cobaan berat.

Pria asal Dusun Nglaban, Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk itu kehilangan lengan kanannya, karena kecelakaan di tempatnya bekerja. Iapun kini menjadi cacat seumur hidup, dan praktis tidak dapat bekerja secara maksimal untuk mencari nafkah.

Ibunda Mariyono, Legimah, ketika dikonfirmasi wartawan pada Senin, 3 Agustus 2020 mengatakan, kecelakaan kerja yang dialami anaknya tersebut terjadi sekitar tiga minggu yang lalu. Yakni, saat Mariyono sedang membersihkan kotoran di mesin penggilingan tebu. Tiba-tiba tangan kanan anaknya ikut tertarik mesin penggilingan.

Saat itu, lanjut Legimah, anaknya yang tetap sadar berupaya bertahan dengan berpegangan pada sebuah besi penyangga, hingga tangan kanannya putus hingga batas pundak.

"Anak saya bertahan untuk hidup dan mengorbankan tangan kanannya sampai putus tertarik mesin. Mungkin nasib lebih buruk dapat menimpa anak saya ikut masuk ke mesin penggilingan kalau saja tidak kuat menahan dirinya untuk tidak ikut tertarik ke mesin," ucap Legimah didampingi suaminya, Sakur, di rumah mereka.

Legimah melanjutkan, sejumlah rekan kerja anaknya langsung memberikan pertolongan dengan segera membawa tubuh korban ke rumah sakit.

Namun mobil ambulans PG Lestari mogok, sehingga Mariyono dilarikan dengan menggunakan sepeda motor oleh rekan-rekanya ke RSUD Kertosono.

"Alhamdulillah anak saya dapat tertolong meski kehilangan tangan kanannya, dan saat ini anak saya masih dalam proses perawatan medis di RSUD Kertosono untuk luka yang dideritanya," ucap Legimah.

Menurut Legimah, biaya perawatan luka akibat kecelakaan kerja semuanya di RSUD Kertosono digratiskan. Namun, ia kini tetap memikirkan kelangsungan hidup anaknya dengan hanya memiliki satu tangan kiri saja.

"Kami berharap pihak PG memberikan jaminan kebutuhan hidup anak saya yang lebih baik. Karena anak saya sudah mengalami cacat seumur hidup," ujar Legimah.

Kepala Desa Babadan, Imam Robani, dikonfirmasi di hari yang sama mengatakan, pihaknya juga berharap pihak PG Lestari bertanggung jawab penuh terhadap warganya yang menjadi korban kecelakaan kerja.

Meskipun, Imam menyebut status Mariyono bukan karyawan tetap atau hanya pekerja musiman saat giling tebu. Menurutnya, Mariyono tetaplah korban kecelakaan kerja di kompleks PG Lestari hingga kehilangan lengan kanannya.

"Kehilangan tangan kanan sama artinya dengan kehilangan produktifitas untuk hidup selamanya. Makanya kami mengharap ada tanggung jawab penuh untuk pemenuhan kebutuhan hidup dari PG Lestari milik PTPN X tersebut," kata sang kades.

Sedangkan Kepala Disnaker Kabupaten Nganjuk, Agus Frihannedy menjelaskan, untuk kasus kecelakaan kerja di PG Lestari tersebut penanganannya menjadi kewenangan dari Pengawas Tenaga Kerja Disnaker Provinsi Jawa Timur.

Dengan demikian, pihaknya belum mengetahui dan belum mendapat tembusan laporan dari kasus kecelakaan kerja yang menimpa salah satu pekerja musiman PG Lestari tersebut.

"Jadi kami tidak memiliki kewenangan apapun terkait kasus kecelakaan kerja di PG Lestari, karena kewenangan ada di Provinsi Jatim. Meskipun korban merupakan pekerja asli warga Nganjuk. Jadi silakan konfirmasi ke Provinsi Jatim soal laka kerja itu," kata Agus Firhannedy dikonfirmasi melalui ponselnya.

Sementara itu, pihak PG Lestari belum bisa dikonfirmasi terkait kecelakaan kerja tersebut.
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System