Boyong Natapraja Nganjuk ke-145: Napak Tilas Sejarah, Sinergi Membangun Negeri

Jumat 13 Juni 2025

NGANJUK, matakamera.net - Ribuan pasang mata tumpah ruah di sepanjang jalan, menyaksikan dengan antusias arak-arakan Kereta Kencana yang perlahan melaju.

Gemuruh sorak sorai dan decak kagum menyelimuti Kabupaten Nganjuk hari ini, Kamis (12/6/2025), kala gelaran akbar Boyong Natapraja ke-145 dan Sedekah Bumi 2025 sukses digelar.

Mengusung tema “Natapraja Bersinergi Membangun Negeri”, perayaan tahunan ini bukan sekadar tradisi, melainkan napak tilas sejarah yang merajut erat masa lalu, kini, dan harapan masa depan Nganjuk.

Acara yang memperingati perpindahan pusat pemerintahan dari Berbek ke Nganjuk pada 6 Juni 1880 ini dimulai dengan prosesi sakral dari Pendopo Alun-Alun Berbek.

Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi didampingi Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro beserta jajaran Forkopimda dan para istri, memimpin langsung arak-arakan. Mereka menaiki Kereta Kencana yang memukau, melintasi rute bersejarah hingga tiba di Pendopo KRT Sosro Koesoemo.

Sepanjang perjalanan, lautan manusia tak henti-hentinya menyambut, menunjukkan antusiasme dan kecintaan mereka terhadap warisan budaya Nganjuk.
Setibanya di halaman Pendopo, suasana khidmat menyelimuti prosesi Totok Pintu, sebuah simbol budaya Jawa yang menandai perpindahan.

Setelah itu, rombongan kehormatan memasuki Pendopo. Dalam momen yang penuh makna, Bupati dan Wakil Bupati menerima dua pusaka kebanggaan Kabupaten Nganjuk, Songsong Tunggul Nogo dan Tombak Kyai Jurang Panetas, untuk disemayamkan kembali di peringgitan KRT Sosro Koesoemo.

Penempatan kembali pusaka ini menjadi simbol kuat keberlanjutan kepemimpinan dan penjagaan nilai-nilai luhur.

Tak hanya prosesi kenegaraan, kirab kali ini juga dimeriahkan dengan hadirnya gunungan Sedekah Bumi dari 20 kecamatan di Nganjuk.

Gunungan-gunungan raksasa ini menjadi representasi kekayaan alam dan hasil jerih payah masyarakat. Terlihat gunungan Palawija yang melimpah dengan jagung, kacang, ketela, dan sayur-mayur segar.

Ada pula gunungan Buah Nusantara yang memamerkan pisang, mangga, salak, dan semangka ranum. Tak ketinggalan, gunungan Pangan Pokok yang berisikan tumpeng besar, beras, dan aneka lauk-pauk, menjadi simbol kemakmuran pangan.
Puncak acara ditandai dengan pembagian gunungan-gunungan tersebut kepada masyarakat di halaman Pendopo Kabupaten.

Momen ini bukan hanya sekadar berbagi, melainkan wujud rasa syukur atas limpahan hasil bumi dan sekaligus doa serta pengharapan akan kesejahteraan yang berkelanjutan di masa depan.

Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi 2025 ini menjadi bukti nyata bagaimana tradisi dapat berpadu harmonis dengan semangat membangun negeri, menjadikan Nganjuk lebih maju dan sejahtera.

Rif/Pas/adv/2025
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Comments System