PSSI Hidup Lagi, Supermania Doakan Persenga Bangkit dari Mati Suri

nganjuk
Skuad Persenga Nganjuk dalam salah satu laga. Tim ini sedang vakum karena kesulitan dana
matakamera, Nganjuk – Rabu 24 Ferbuari 2016 di Istana Negara, Presiden RI Joko Widodo memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi untuk mencabut sanksi pembekuan PSSI, yang sudah dijatuhkan sejak April 2015 silam.  Menurut Juru Bicara Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, perintah pencabutan sanksi PSSI itu diikuti arahan Presiden kepada Menpora, untuk dalam satu dua hari ini menindaklanjutinya. “Menpora langsung menyanggupi dan sesegera mungkin akan melaporkan pada Presiden,” ujarnya.
Menurut Gatot, Menpora akan mengkaji dalam berbagai aspek dengan tetap mengedepankan esensi reformasi tata kelola sepakbola nasional. Ketika pembekuan dicabut dan PSSI sudah ‘hidup’ lagi, pemerintah tetap akan meminta persyaratan agar segera dilakukan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, sebelum organisasi sepakbola resmi ini menggulirkan kembali liga sepakbola kasta tinggi ISL dan Divisi Utama.
Kabar pencabutan sanksi PSSI itupun dalam sekejap menjadi bahan pembicaraan luas, terutama bagi pelaku dan penggemar olahraga sepakbola di seluruh Indonesia. Sepanjang hari kemarin, beritanya ramai diperbincangkan baik secara langsung maupun secara viral di media sosial, yang sebagian besar mengaku gembira dan menyambut baik keputusan tersebut. Tidak terkecuali, para pecinta sepakbola di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. “Semoga kabar baik ini menjadi semangat baru di dunia sepakbola tanah air,” ujar Fajar Hariyanto, 25, salah satu anggota Supermania, suporter klub liga amatir Persenga Nganjuk.
Layaknya para suporter klub sepakbola lain di Indonesia, Fajar dan ribuan Supermania di Nganjuk kini berdoa, agar momentum aktifnya PSSI bisa menebar virus gairah sepakbola di daerah-daerah. Terutama untuk Persenga Nganjuk yang sejak 2014 lalu vakum, setelah mundur dari laga Divisi Utama akibat kehabisan dana. “Memang sulit. Tapi saya berdoa dan optimis, Laskar Singo Barong segera bangkit dari mati suri,” ujar pemuda ini penuh harap. Dia mengaku sangat menrindukan euforia saat ribuan supporter Persenga bersorak-sorai memandati stadion, menyaksikan klub yang juga berjuluk Badai Kota Angin itu berlaga.  
Menurut informasi yang dihimpun tim redaksi matakamera.net, tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Nganjuk itu tumbang di tengah jalan pada Agustus 2014 lalu, karena krisis keuangan dan tidak sanggup menghidupi tim hingga kompetisi usai. Artinya, otomatis Persenga Nganjuk terhapus dari kompetisi Divisi Utama PSSI dan menerima sanksi turun ke kasta amatir.
Krisis yang melanda Persenga berpangkal dari tidak adanya sumber dana yang jelas karena tak punya sponsor. Bahkan, ketika melakoni laga tandang ke kota lain, pemain dan official Persenga tidak pernah menginap di hotel dan harus pulang-pergi.”Sebenarnya minat masyarakat Nganjuk sangat besar, stadion selalu penuh saat pertandingan. Tapi manajemen tak bisa cari uang, perolehan dari tiket tak mampu menutupi kebutuhan tim,” kata salah satu pengurus Persenga yang tidak mau disebut namanya.
Nasib tim yang berkandang di Stadion Anjuk Ladang ini sebenarnya pernah disuplai seorang pengusaha Nganjuk yang sukses di Kalimantan. Namun itu hanya bertahan seumur jagung dan Persenga tetap harus angkat kaki dari kompetisi.
Yang lebih miris lagi, dua pemain asing Persenga Bationo German asal Burkinafaso dan  Titus Johnson Yunior asal Liberia pernah mengadu ke kantor polisi di Nganjuk karena tidak bulan tak digaji dan kontrak belum terbayar. (ab)

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System