Longsor Nganjuk : Ada Gambaran Posisi Jasad Tertimbun, Alat Berat Didatangkan

nganjuk
Para personil SAR gabungan bahu-membahu menyemprot water cannon di titik  lokasi material longsor (foto kiri). Sementara alat berat juga mulai didatangkan sejak Selasa sore 11 April 2017 (matakamera/foto : Panji LS)
Selasa 11 April 2017 | by Panji Lanang Satriadin

matakamera, Nganjuk - Sampai Selasa sore, 11 April 2017, atau hari kedua pencarian, lima orang korban tertimbun longsor Bukit Jurang Ondo di Dusun Dlopo belum ditemukan. Dengan kondisi medan yang sulit, Tim SAR gabungan melakukan berbagai upaya pencarian. Antara lain dengan menyemburkan water cannon secara manual,  mengerahkan tim anjing pelacak K-9, hingga pengamatan udara menggunakan kamera drone.

Lebih dari 500 personil dilibatkan di berbagai sektor, baik lokasi utama longsor maupun yang bertugas di tenda posko dan dapur umum. Mereka terdiri dari Basarnas, BNPB, BPBD, Tagana, TNI, Polri, serta unsur relawan lintas instansi lainnya sebanyak 25 organisasi.

nganjuk
Dua ekor anjing pelacak tim SAR diistirahatkan, usai menjelajah lokasi longsor di Dusun Dlopo, Selasa siang 11 April 2017. Setidaknya ada dua titik lokasi berhasil diendus, yang diperkirakan tempat jasad korban tertimbun (matakamera/foto : TRC)
Tim SAR setidaknya telah menandai dua titik lokasi, di area utama longsor, yang diduga menjadi tempat jasad korban tertimbun. Ini setelah mereka mengerahkan satuan anjing pelacak K-9 yang sangat terlatih.Salah satu titik yang ditandai ada di bawah sebatang pohon besar yang ikut tumbang diterjang longsor. Hanya saja, penggalian kurang maksimal karena masih secara material. Sedangkan perkiraan ketebalan tanah bisa sampai 20 meter.

Sementara itu, dua alat berat atau ekskavator mulai dikerahkan ke lokasi longsor Selasa sore. Caranya dengan membuka jalur di Dusun Dlopo, Desa Kepel, yang memutar dari lokasi posko di Dusun Sumberbendo, atau sebelah timur titik longsor. “Sebab tanpa bantuan alat berat, upaya pencarian korban di areal tiga hektare akan sangat memberatkan petugas,” ujar Kabag Humas Pemkab Nganjuk Agus Irianto, Selasa malam 11 April 2017.

nganjuk
Pasukan relawan gabungan yang ikut dalam evakuasi di lokasi longsor Dusun Dlopo (matakamera/foto : TRC)
Agus mengatakan, sesuai instruksi Bupati Nganjuk dalam rapat koordinasi evakuasi bersama forpimda, upaya pencarian korban longsor akan dilakukan selama 14 hari setelah kejadian. Ini berarti pencarian kelima korban akan berakhir pada tanggal 23 April 2017 mendatang. “Semoga bisa ketemu sebelum batas waktu habis,” lanjutnya.

Upaya lain untuk mencegah banjir bandang akibat tersumbatnya aliran sungai, petugas membuat sudetan atau jalan air agar tak terbendung. Dikhawatirkan aliran sungai yang membentuk bendungan sedalam 50 meter ini akan memicu banjir bandang dan mengancam keselamatan ratusan jiwa di sekitar lokasi.

Seperti diberitakan, lima korban longsor maut 9 April 2017 masing-masing adalah :

1. Moh. Kodri, 15 tahun, pelajar, warga Dusun Sumberbendo, Desa/Kecamatan Ngetos;
2. Bambang Doni Ardiansyah, 23 tahun, swasta, warga Dusun Sumberbendo, Desa/Kec. Ngetos;
3. Dwi Yulianto, 17 tahun, pelajar, warga Dusun Sumberbendo, Desa/Kecamatan Ngetos;
4. Bayu Ragil Permana, 14 tahun, pelajar, warga Dusun Sumberbendo, Desa/Kec. Ngetos; 
5. Paidi, 55 tahun, petani, asal Dusun Jati, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos.

(ab/2017)

Baca juga : Bukit Longsor di Ngetos Nganjuk, 5 Orang Hilang Terkubur


Profil Redaksi MATAKAMERA.NET

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System