Prajurit TNI dan Petani Nganjuk Bahu-Membahu Genjot Produksi Bawang Merah

Nganjuk
Masyarakat petani bersama TNI tampak semangat mengolah sawah untuk menanam bawang merah, di Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu, Ahad 22 April 2018 (matakamera/ist)
Senin 23 April 2018
by Panji LS

matakamera, Nganjuk - Untuk meningkatkan ketahanan pangan, Satgas TMMD Reguler ke-101 tahun 2018 Kodim 0810/Nganjuk membantu warga menanam bawang merah. Puluhan anggota satgas ikut turun ke sawah, meggali lahan sebagai media penanaman bibit bawang merah, di Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu, 22 April 2018.

Pasiter Kodim 0810/Nganjuk Letu Arh. Periyo, tanaman bawang merah di wilayah Kecamatan Ngluyu merupakan produk unggulan selain padi dan jagung. Hanya proses tanam bawang merah di wilayah Kecamatan Ngluyu masih bersifat tradisional. Petani menanam di atas petak sawah mengandalkan air tadah hujan, sehingga bila kekurangan air, banyak petani yang gagal panen. Akhirnya beberapa petani mengusahakan sumur pantek yang disedot diesel untuk mengairi sawahnya.

“Kalau dilihat dari tekstur lahan sangat bagus untuk tanaman bawang merah, tapi kondisi irigasi yang kurang mendukung. Biasanya petani mulai turun ke sawah menanam bawang merah kalau ada hujan,” terang Pasiter Arh. Periyo saat membantu menggali got di sawah milik Darko, warga Desa Lengkonglor.


Puluhan PRajuri TNI membantu warga petani tanam bawang merah (foto-zal)
Padahal, lanjut Pasiter Arh. Periyo, tanaman bawang merah tidak membutuhkan pengairan yang berlebihan. Bila ditanam di musim hujan, kondisi hujan terus menerus hingga meluber ke sawah-sawah, tanaman bawang merah bisa mati. Untuk itu, beberapa warga petani banyak yang mengusahakan irigasi dari menyedot sumur pantek. Hanya masalahnya, di wilayah Kecamatan Ngluyu, kondisi sumber air terlalu dalam, sehingga untuk mendapatkan sumber air harus rela mengebor hingga berpuluh-puluh meter dalam tanah.

“Memang yang baik, tanam bawang merah itu tidak membutuhkan air yang berlebihan, seperti tanaman padi, serta kondisi cuaca harus cerah,” tegasnya.

Darko, pemilik lahan yang akan ditanami bawang merah menyampaikan, sengaja memulai tanam bawang merah setelah musim panen padi. Ini untuk menghindari kondisi curah hujan yang berlebihan, sehingga mengganggu proses tanam bawang merah. Hanya, bila musim tanam pasca panen padi, dibutuhkan biaya operasional cukup tinggi. Yakni biaya menggali got, meratakan lahan, hingga persoalan irigasi. Beruntung, dirinya mengusahakan sumur pantek, sehingga kebutuhan air tidak begitu jadi masalah.

“Beruntung ada bantuan dari bapak-bapak tentara, ada yang membantu menggali got, ada yang mencangkul meratakan bidang, ada yang membantu membersihkan rumput. Jadi sangat mengurangi biaya operasional, serta pekerjaan cepat selesai,” ujar Darko yang merencakan tanam bawang merah di atas lahan sekitar 300 ru itu.


Semangat prajurit TNI gali got siapkan irigasi tanaman bawang merah (foto-zal)
Terpisah, Komandan Kodim 0810/Nganjuk Letkol Arh. Sri Rusyono menyampaikan, sengaja selama menjalankan program TTMD yang dipusatkan di Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu tidak hanya fokus pada pekerjaan jalan tembus. Pekerjaan lain non-fisik juga menjadi perhatian, termasuk membantu warga petani meningkatkan hasil produksi panennya. Seperti dilakukan anggota Satgas TMMD selama ini, banyak membantu warga petani tanam bawang merah.

“Bawang merah di wilayah Ngluyu termasuk bagus kualitasnya. Bisa dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan,” terang Kamondan Kodim.

(ab/ads/2018)




Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System