Bikin Adem, Seluruh Perguruan Silat di Nganjuk Bentuk Forum Kerukunan

Para peserta silaturahmi antar perguruan silat berfoto bersama Wabup Nganjuk Marhaen Djumadi dan Kapolres Nganjuk AKBP Handono Subiakto (foto : Panji)

Rabu 15 Januari 2020
by Panji LS

matakamera, Nganjuk - Kabar menyejukkan datang dari para perguruan pencak silat yang ada di Kabupaten Nganjuk. Pada Rabu 15 Januari 2019, mereka secara resmi membentuk forum kerukunan.

Hal ini atas inisiatif Kapolres Nganjuk AKBP Handono Subiakto, dan didukung oleh Forkopimda Kabupaten Nganjuk, serta perguruan pencak silat yang ada di Kabupaten Nganjuk.

Mereka berkumpul di aula Polres Nganjuk dalam acara silaturahmi antar perguruan pencak silat dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif, menuju Nganjuk nyawiji guyub rukun.

Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Jumadi dalam sambutannya mengatakan, banyaknya perguruan silat yang ada ini, tentunya akan dapat membangun Kabupaten Nganjuk, agar lebih nyawiji, guyub rukun. “Hindari pertikaian antar perguruan silat,” pesannya.

Sementara, Kapolres Nganjuk AKBP Handono Subiakto di hadapan para pendekar pencak silat, baik pengurus tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten, mengungkapkan, seni bela diri pencak silat adalah warisan nenek moyang yang tujuannya untuk melindungi, dan bela diri.

“Seiring dengan perkembangan zaman, di Kabupaten Nganjuk saat ini tercatat ada 16 perguruan silat yang terdaftar dalam IPSI. Dari jumlah itu yang aktif hanya 12 perguruan silat,” paparnya.

Pada perkembangannya, eskalasi konflik perguruan silat di Nganjuk cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2017, tercatat 10 kasus, tahun 2018 ada 34 kasus, dan di tahun 2019 meningkat lagi menjadi 55 kasus.

“Di tahun 2020 dan seterusnya, konflik perguruan silat diharapkan tidak terjadi di Nganjuk. Apalagi nanti setelah terbentuknya forum komunikasi yang kita gagas bersama ini,” kata Handono.

Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab oknum pendekar silat (terutama anak-anak) bentrokan dengan anggota perguruan silat lainnya. Salah satunya, fanatisme yang berlebihan.

“Dalam hal ini, fanatisme yang berlebihan itu, bisa diarahkan menjadi kebanggaan dalam berbangsa dan bernegara, serta mengedepankan ber-bhinneka tunggal ika,” pinta Handono.

Penafsiran doktrin yang salah, lanjut handono, serta kurangnya kedewasaan, dan munculnya aksi balas dendam, membuat para pendekar kawula muda ini tak terkendalikan. “Terkadang mereka dipicu adanya perusakan tugu perguruan silat,” tukasnya.

Akhirnya, setelah diadakan diskusi, belasan tokoh perguruan silat yang ada di Nganjuk ini sepakat membentuk Forum Kerukunan Pencak Silat Nganjuk. Mereka bersama-sama menandatangani nota kesepahaman, disaksikan oleh Forkopimda Kabupaten Nganjuk.
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System