Tak Cuma Jago Silat, Para Pendekar PSHT Ini Turun ke Jalan Bagikan Takjil

PSHT sebagai perguruan silat terbesar di Nganjuk, juga memupuk siswa dan warganya agar memiliki jiwa sosial tinggi. Salah satunya dengan kegiatan bagi-bagi takjil oleh Rayon Jatirejo, pada 25 Juni 2016
matakamera, Nganjuk - "Kami bukan hanya berlatih ilmu silat, tapi juga menempa jiwa sosial," ucap Muji Hartono, Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Rayon Jatirejo, Ranting/Cabang Nganjuk.

Muji mengaku rutin mengajak seluruh warga dan anggota PSHT di Rayon Jatirejo untuk melakukan kegiatan sosial, termasuk di bulan suci Ramadhan ini.  Selain melakukan bkti sosial membersihkan lingkungan, makam, dan tempat ibadah menjelang puasa, para pendekar silat ini kembali menunjukkan jiwa sosial mereka yang tinggi, dengan mebagi-bagikan takjil bagi pengguna jalan di perempatan traffic light Kelurahan Jatirejo, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, pada Sabtu 25 Juni 2016.

Takjil berupa 1000 gelas es buah ini dibagikan kepada pengguna jalan baik yang bersepeda onthel, berkendara sepeda motor maupun mobil. Mereka terbagi di empat titik masing-masing di bawah traffic light dan diberikan saat lampu berwarna merah. Sasarannya, bagi para pekerja yang akan pulang ke rumah. "Ini salah satu program sosial Rayon Jatirejo selain banyak kegiatan sosial yang lain," terangnya.

Bahkan, kata Muji, menjelang Lebaran nanti pihaknya berencana akan mendirikan posko mudik lebaran dan membantu polisi untuk mengatur lalu lintas. Sebab, pada saat H-3, jalan di wilayah Kelurahan Jatirejo yang merupakan akses menuju ke pasar lalu lintas kendaraan sangat padat. "Setidaknya kita membantu untuk mengurai kemacetan," paparnya.

Menurut pria yang juga jurnalis Koran Memo ini, acara bagi-bagi takjil tersebut menunjukkan bahwa sejatinya PSHT  membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah. "Setia Hati Terate bukan perguruan, tapi sebuah ikatan persaudaraan," jelasnya.

Dengan motto 'Memayu Hayuneng Bawana', yang artinya ikut menjaga ketentraman dunia, setiap insan Setia Hati Terate wajib hukumnya untuk menghormati dan mengharagi sesama. Sehingga terjalin keakraban dan menghindari perseteruan. "Jika ada warga PSHT yang suka bikin onar, berarti kerohaniannya kurang dan perlu digembleng lagi," pungkasnya. (ro/ab)

(M. Roissudin)
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System