Gara-Gara Covid-19, Rumah Janda di Nganjuk Digembok Warga

TR saat diwawancari dari balik pagar rumahnya, yang digembok oleh warga setempat, Sabtu pagi 23 Januari 2021

Sabtu 23 Januari 2021

matakamera, Nganjuk - TR, seorang janda parobaya warga Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk, 'dikurung' selama dua minggu oleh warga kampung tempat tinggalnya. Pagar rumahnya dirantai dan dikunci gembok dari luar.

Tindakan itu dilakukan, dengan alasan agar TR yang tinggal dengan kedua anaknya, tidak keluar rumah. Warga takut terpapar karena TR pernah positif Covid-19.

Ceritanya, janda guru ngaji ini dari hasil swab pertama dinyatakan positif Covid-19. Lantaran warga takut jika yang bersangkutan keluar rumah, terpaksa pagar rumahnya digembok ketua RT, atas kesepakatan warga. Seminggu kemudian pasca-dinyatakan positif Covid-19, lalu TR melakukan tes antigen, dan dinyatakan negatif.

Pada 6 Januari 2021, TR menjalani rapid antigen di sebuah klinik, dan dinyatakan positif Covid-19. Berikutnya, pada 9 Januari 2021, dilakukan swab di RSUD Nganjuk, dan hasilnya dikirim ke laboratorium provinsi dengan hasil positif.

Berikutnya, pada 16 Januari 2021, TR menjalani rapid tes antigen mandiri di laboratorium swasta, menunjukkan hasil negatif Covid-19.

"Sejak saat itu saya menjalani karantina mandiri di rumah, dan berupaya untuk bisa sembuh secara mandiri,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu 23 Januari 2021.

Setelah berupaya isolasi mandiri, lanjut TR, pada 19 Januari 2021, dirinya melakukan swab mandiri, dan hasilnya keluar pada 23 Januari 2021, dengan hasil negatif. “Saya berupaya meyakinkan warga bahwa saya negatif, dan berharap gembok pagar dibuka,” urainya.

Akhirnya, petugas Kelurahan Bogo bersama warga membuka gembok pintu rumah TR, karena benar-benar negatif Covid-19. Pembukaan gembok ini disambut sujud syukur TR bersama keluarganya.

“Alhamdulillah, gembok sudah dibuka, saya bahagia sekali,” tuturnya.

Bambang Priono, Ketua RT di kampung TR mengaku, penggembokan rumah TR merupakan kesepakatan warga, karena yang bersangkutan sempat dijemput petugaa medis untuk menjalani karantina, namun menolak.

"Ingin karantina di rumah, tapi ternyata masih beberapa kali keluar rumah. Jadi warga khawatir. Selama dikunci, warga setiap hari menyuplai kebutuhan sehari-hari Bu TR," ujar Bambang.

Pihaknya belakangan sepakat, membuka rantai gembok di rumah TR ketika hasil tes swab keluar.

Reporter : Panji LS
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System