Selamatan Bersih Desa, Ketua BPD Ceritakan Sejarah Dusun-Dusun di Pesanggrahan

Ketua BPD Pesanggrahan Rosihan saat menceritakan sejarah desa dan asal-usul semua dusun yang ada di Desa Pesanggrahan, pada acara Selamatan Bersih Desa, Minggu malam (17/7/2022)
Minggu 17 Juli 2022

matakamera, Kota Batu - Desa Pesanggrahan, Kota Batu menggelar Selamatan Bersih Desa ke-166, Minggu malam (17/7/2022) di Aula Balai Mayang Sari, kompleks kantor desa setempat.

Hadir dalam momentum istimewa itu antara lain Wakil Walikota Batu Punjul Santoso, Ketua BPD Pesanggrahan yang juga Ketua Ketua Asosiasi Kota Batu Rosihan, Kepala Desa Pesanggrahan Imam Wahyudi, sesepuh desa, tokoh agama, linmas, hingga aparat keamanan desa.

Tidak ketinggalan pula seluruh ketua RT, RW, kepala dusun se-Desa Pesanggrahan, serta ratusan masyarakat sekitar.

Prosesi Selamatan Bersih Desa Pesanggrahan tampak begitu menyita perhatian, hingga membuat warga menyemut di depan Balai Mayangsari bahkan di jalan raya.

Terutama ketika datang arak-arakan atau pawai Hulu Bekti dan tumpeng, yang disajikan oleh rombongan dari setiap dusun yang ada di Desa Pesanggrahan. Masing-Masing Dusun Tuyomerto, Dusun Srebet Timur, Dusun Srebet Barat, Dusun Krajan, Dusun Wunucari dan Dusun Macari.

Hantaran yang dipanggul oleh rombongan warga berupa polo pendem, rujak legi, dawet, buah-buahan, sayuran dan tumpeng nasi kuning dan putih, hingga ayam ingkung.

"Selamatan Bersih Desa di Desa Pesanggrahan ini merupakan tradisi turun-temurun yang secara rutin dilaksanakan oleh warga dan pemerintah Desa Pesanggrahan
Di dalamnya menggambarkan bahwa masyarakat Desa Pesanggrahan guyub rukun dan memiliki semangat gotong-royong yang tinggi. Serta, sebagai wujud syukur dan doa kepada Allah SWT agar masyarakat Desa Pesanggrahan senantiasa diberi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan," ujar Rosihan, Ketua BPD Pesanggrahan.

Tak kalah menariknya, Rosihan juga menceritakan sejarah asal-usul berdirinya dusun-dusun yang ada di Desa Pesanggrahan, di tengah warga dan para tamu undangan.

Awalnya, Rosihan menjelaskan bahwa wilayah Pesanggrahan pada zaman lampau merupakan tempat istirahat atau "mesanggrah" para petinggi kerajaan, sehingga belakangan dinamai Desa Pesanggrahan.

"Dalam perkembangannya, Desa Pesanggrahan terbagi menjadi beberapa wilayah kecil yang disebut Dusun, dengan nama yang juga diambil dengan mengikuti sejarah asal-usul dusun masing-masing," ujar Rosihan.

Yang pertama adalah Dusun Tuyomerto atau Seruh/Seruk. Di mana, dahulu merupakan daerah pegunungan dengan perkebunan jeruk dan kopi. Banyak pula terdapat hewan buas seperti harimau. Warga setempat konon sering melihat bekas cakaran atau “serutan“ (ahasa Jawa) harimau di tanah, dan pada malam hari seringkali terdengar bunyi raungan harimau yang sangat seru (bahasa Jawa) yang berarti melolong keras.

Kisah itulah yang menjadi asal,usul nama Dusun Seruk, yang belakangan pada 1973 juga dinamai Dusun Tuyomerto.

"Pembangunan jaringan instalasi air di dusun ini membuat sarana air minum melimpah, yang kemudian mengilhami nama Tuyomerto," imbuh Rosihan.

Berikutnya, Rosihan juga menceritakan sejarah Dusun Wunucari yang konon berkaitan dengan pohon besar bernama Wunut. Lalu, Dusun Srebet yang berasal dari bahasa Jawa “Semrebet“. Dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata “semerbak” aroma harum/wangi.”

"Adapun versi masyarakat yang lain mengatakan bahwa makna kata “Semrebet“ adalah diambil dari sebuah bunyi baju jarik yang pada saat berjalan berbunyi “Brebat-brebet“, milik seorang yang berjasa membuka Dusun Srebet, yang disebut Mbah Nyai Ageng Maimunah Mayangsari.

Adapun Dusun Krajan, atau nama lainnya Pesanggrahan, menurut Rosihan tepatnya berada disekitar Balai Kota Batu sekarang. Sejarahnya disebut terkait tempat istirahat raja dan rombongan istana kerajaan di masa silam.

Sedangkan Dusun Macari, sejarahnya diyakini oleh warga berasal seorang tokoh penyebar Islam di wilayah setempat pada zaman dahulu, bernama Kyai Matsari atau Kyai Ahmad Asy'ari.

Untuk diketahui, sebelum prosesi puncak Selamatan Bersih Desa Pesanggrahan pada Minggu malam, terdapat rangkaian acara lainnya seperti pemukulan kentongan, Gugur Gunung membersihkan makam dan punden leluhur, membersihkan saluran air desa, khataman Al Quran, hingga prosesi puncak Selamatan di Balai Desa.

Rif/Nji
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System