Kisah Mahasiswa Unair Jadi Relawan Vaksinasi Covid-19

Sejumlah mahasiswa FKp Unair Surabaya saat menjadi relawan vaksinasi Covid-19 di Grand City Surabaya/matakamera.net-dok FKp Unair
Selasa 21 September 2021

Bagi mahasiswa yang menimba ilmu di bidang medis dan kesehatan, masa pandemi bisa menjadi peluang untuk mengasah kemampuan praktik di lapangan. Contohnya seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Penulis : Panji Lanang Satriadin

Hall di Grand City Surabaya belakangan ini kerap dijadikan tempat penyelenggaraan vaksinasi Covid-19. Tak pelak, lokasinya menjadi 'rumah' baru bagi para anggota satgas covid-19, tenaga kesehatan, hingga masyarakat umum yang menjadi peserta vaksinasi.

Di antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan vaksinasi tersebut, ada sekelompok anak muda yang turut berperan aktif. Mereka mengisi meja-meja pelayanan untuk masyarakat yang hendak divaksin.

Mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) berwarna kuning, masker, sarung tangan, dan penutup kepala medis hijau, mereka sekilas tak ubahnya tenaga keaehatan yang memang sedang bertugas.

Namun siapa sangka, di balik segala penutup tubuh itu ternyata adalah anak-anak muda. Mereka sehari-hari berstatus mahasiswa yang menimba ilmu di Fakultas Keperawatan Unair Surabaya.

Rio Arya Putra Mahendra, salah satu mahasiswa Fakultas Keperawatan Unair mengatakan, keterlibatan dia dan teman-temanya di lokasi tersebut adalah sebagai relawan vaksinasi Covid-19, yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni (IKA) Unair.

Rio bercerita, inisiatif menjadi relawan vaksinasi berawal dari keinginan untuk memberi kontribusi nyata terhadap penanganan Covid-19. Ia sendiri bergabung menjadi relawan Covid-19 sejak bulan Juli 2021 hingga sekarang.

“Untuk pertama kali bergabung sekitar bulan Juli dan untuk sampai kapannya itu tidak ditentukan, akan tetapi bebas mau mengambil atau tidak jika ada tugas, jadi seperti part time gitu,” ungkapnya (15/9/2021).

Kegiatan vaksinasi di Grand City disebut Rio terbagi menjadi dua shift, yaitu pagi dan siang. Ia juga mengungkapkan bahwa warga Surabaya sangat antusias untuk melakukan vaksinasi. Tercatat sebanyak ribuan peserta yang mendapat vaksin setiap harinya.

“Alhamdulillah semakin banyak yang tervaksin akan secara langsung membentuk herd immunity,” ungkap mahasiswa asal Surabaya itu.

Lebih lanjut Rio menyebut, bahwa sebenarnya sangat banyak tenaga kesehatan Universitas Airlangga yang mengikuti program tersebut. Di antaranya civitas akademika Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

“Banyak mahasiswa yang ikut mulai dari angkatan 2020 sampai angkatan senior, profesi, sampai yang sudah bekerja, tetapi tetap disesuaikan kemampuan dan jobdesk yang ada,” tuturnya.

Rio dan relawan lain tidak sendiri saat melakukan vaksinas. Mereka berkolaborasi dengan puskesmas setempat guna lancarnya acara. Adapun kegiatan yang dilakukan saat vaksin adalah pendaftaran, cek kesehatan, pemberian vaksin, dan pemantauan setelah vaksin.

“Kegiatan yang dilakukan relawan mulai dari pendaftaran, screening, vaksinator, serta observasi kondisi setelah vaksin,” ungkap mahasiswa semester tujuh itu.

Kemudian, Rio mengungkapkan bahwa selain menjadi relawan vaksin, ia dan teman-temannya juga turut andil dalam kegiatan pembagian masker serta sembako.

“Sebenarnya tidak hanya vaksin sih, tapi juga bagi-bagi masker dan sembako. Sayangnya untuk menjadi perawat di ruang isolasi Covid-19 belum diperbolehkan sama fakultas karena masih tahap menempuh studi,” terangnya.

Rio berpesan, khususnya  kepada seluruh mahasiswa kesehatan, agar selalu memberikan sumbangsih terhadap penanganan Covid-19. Pasalnya, menurut Rio, peran mahasiswa sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara sebagai agent of change.

Di sisi lain, ia juga berharap masyarakat dapat semakin antusias terhadap program vaksinasi pemerintah, agar tujuan tercapainya herd immunity segera terwujud.

Selama menjadi relawan, Rio mengaku mendapatkan manfaat tersendiri dari pengalaman yang dijalaninya tersebut.

“Jujur ketika di masa pandemi ini pengalaman praktik itu minim sekali, kalau bukan kita yang inisiatif untuk mengembangkan hardskill dan softskill terus siapa lagi, karena teori saja tidak cukup,” pungkasnya.
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System