![]() |
Bupati Kang Marhaen-Wabup Mas Handy bersama Forkopimda mengayunkan cemeti sebagai tanda dibukanya Gebyar Jaranan 2025 di Alun-Alun Nganjuk |
Kegiatan yang menampilkan atraksi memukau dan kaya nilai budaya ini digelar secara kolosal, dengan diikuti oleh puluhan kelompok seni jaranan dari berbagai kecamatan di Kota Angin.
Parade diberangkatkan langsung oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, didampingi Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro serta jajaran Forkopimda Nganjuk, dari depan Stadion Anjuk Ladang Nganjuk pada Ahad (4/5/2025) pagi.
Sebanyak 78 komunitas seniman jaranan dari 17 kecamatan turut serta dalam acara yang mendapat dukungan penuh dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk serta komunitas pelestari budaya tradisional.
Dalam sambutannya, Bupati Nganjuk, Kang Marhaen, menyampaikan bahwa Parade dan Gebyar Jaranan ini merupakan momen istimewa dan menjadi yang pertama dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Nganjuk.
"Ini merupakan momentum yang bagus dan menjadi pengingat kita bersama dalam menjaga serta melestarikan warisan budaya lokal, terutama kesenian budaya jaranan ini," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Kang Marhaen juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kondusifitas dan keamanan Kabupaten Nganjuk, agar wilayah ini tetap adem, ayem, dan tentrem. "Inilah yang kami harapkan, agar pembangunan Kabupaten Nganjuk bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat kepada masyarakat," jelasnya.
Lebih lanjut, Kang Marhaen mengimbau masyarakat yang menyaksikan pertunjukan Parade dan Gebyar Jaranan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan fasilitas umum.
"Yuk, saatnya kita bangun Nganjuk bersama. Nganjuk nyawiji, guyub rukun, sae, jaya, dan abadi selamanya," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Porabudpar Kabupaten Nganjuk, Sri Handariningsih, menyampaikan bahwa para seniman jaranan Nganjuk menampilkan aksi spektakuler di sepanjang jalan menuju Alun-alun Nganjuk selama parade.
Menurut Bu Han, sapaan akrab Sri Handariningsih, sebanyak 78 grup komunitas jaranan dari 17 kecamatan memeriahkan acara parade, dan 10 grup lainnya berkolaborasi menyajikan tiga penampilan dalam Gebyar Jaranan di Alun-alun Nganjuk.
"Nganjuk identik dengan Seni Jaranan, namun kesenian ini sudah lama tidak tampil. Untuk itu, kita ingin menghidupkan kembali kesenian Jaranan. Tujuannya adalah untuk melestarikan budaya tradisional di Kabupaten Nganjuk," urainya.
"Ke depan, tidak hanya kesenian Jaranan, namun kita akan terus berupaya untuk menghidupkan kembali seni budaya lokal lainnya," pungkasnya.
Rif/Pas/adv/2025
0 komentar:
Posting Komentar