Siswa SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk Ziarahi Makam Marsinah di Peringatan Hari Buruh

Kamis 1 Mei 2025

NGANJUK, matakamera.net - Memperingati Hari Buruh Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Mei, guru dan siswa SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk menggelar ziarah ke makam Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, pada Selasa (30/4/2025).

Kegiatan ini dipimpin oleh guru sejarah, Fascal Wilanda Pamungkas, S.Pd., dan diikuti oleh sejumlah perwakilan siswa. Ziarah ini bertujuan untuk mengenalkan sosok Marsinah, seorang alumni sekolah yang gugur dalam memperjuangkan hak-hak buruh, kepada para siswa.

Diharapkan, kegiatan ini menjadi pembelajaran kontekstual mengenai sejarah perjuangan buruh, terutama peran perempuan di dalamnya.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk, Nurul Fajarianan, S.Pd., menyampaikan bahwa inisiatif kegiatan ini datang dari para guru sejarah yang berkeinginan untuk menghidupkan nilai-nilai perjuangan di lingkungan sekolah.

"Kami memberikan dukungan penuh sebagai bagian dari pendidikan karakter dan sejarah lokal. Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan, melainkan upaya mengenalkan siswa pada sosok pejuang yang berasal dari sekolah mereka sendiri,” jelasnya.

Marsinah, alumni angkatan 1982, dikenal sebagai sosok yang vokal dalam membela hak-hak buruh. Kegiatan ziarah ini sekaligus menjadi momen refleksi bagi siswa mengenai pentingnya keadilan sosial.
Semasa hidupnya, Marsinah bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS) di Sidoarjo dan aktif memperjuangkan upah layak bagi buruh.

Setelah memprotes pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap buruh yang melakukan mogok kerja, ia dilaporkan hilang pada 3 Mei 1993. Tiga hari kemudian, jasadnya ditemukan di hutan Wilangan, Nganjuk, dalam kondisi mengenaskan.

Hasil autopsi menunjukkan bahwa ia mengalami penyiksaan berat sebelum meninggal dunia.

Hingga saat ini, pelaku pembunuhan Marsinah belum terungkap. Kasus ini menarik perhatian nasional dan internasional, dan Marsinah dikenang sebagai simbol perlawanan buruh di Indonesia.

Fascal menjelaskan bahwa ziarah ini merupakan bagian dari strategi menghidupkan sejarah dengan pendekatan yang lebih menyentuh.

“Siswa perlu memahami bahwa sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang nilai-nilai keadilan yang harus diperjuangkan,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengenalkan tokoh perempuan dalam sejarah agar siswa tidak hanya mengenal tokoh laki-laki.

Menurutnya, Marsinah adalah ikon perempuan tangguh yang patut dijadikan teladan dalam memperjuangkan keadilan dan hak-hak perempuan.

Selama ziarah, para siswa dengan khusyuk memanjatkan doa bersama. Beberapa siswa mengaku terinspirasi oleh keberanian Marsinah. “Saya baru tahu kalau beliau adalah alumni sekolah kami. Saya jadi ingin mencari tahu lebih banyak tentang perjuangan buruh,” ujar seorang siswi kelas XI.

Pihak sekolah berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan empati sosial dan kepedulian terhadap isu-isu keadilan di kalangan pelajar. Kegiatan diakhiri dengan refleksi bersama di halaman makam.

Sekolah berencana menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin tahunan. Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap Marsinah, kegiatan ini juga menjadi bagian dari pendidikan sejarah yang kontekstual.

Kepala Sekolah menyatakan bahwa pihaknya akan memasukkan kisah Marsinah ke dalam materi sejarah lokal. “Marsinah adalah salah satu ikon kebanggaan sekolah dalam memperjuangkan keadilan. Semangatnya akan terus hidup melalui generasi muda penerusnya,” pungkas Nurul.

Melalui kegiatan ini, SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan berbasis nilai dan kearifan lokal.

Ro/Pas/2025
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Comments System