Lokasinya berada di kawasan hutan Gunung Wilis Dusun Salam Judeg, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Khusus di Jawa Timur, kegiatan penanaman pohon dipusatkan hanya di wilayah ini.
Ribuan bibit tanaman ditanam serentak di area Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Dusun Salam Judeg, Desa Blongko.
Kegiatan besar ini dihadiri langsung oleh Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan DAS, Kementerian Kehutanan, Nurul Iftitah, yang menegaskan pentingnya aksi nyata dalam memperingati Hari Menanam Pohon Nasional.
Menurut Nurul, peringatan tahunan ini tidak boleh berhenti sebagai slogan seremonial belaka. “Hari Menanam Pohon Nasional harus dimaknai dengan tindakan yang berkelanjutan. Bukan sekadar seremoni,” ujarnya di sela kegiatan penanaman.
Ia menjelaskan bahwa Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah menargetkan pengurangan 12 juta hektare lahan kritis dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Angka itu adalah total lahan kritis yang saat ini masih membentang di seluruh Indonesia.
Untuk mencapai target ambisius tersebut, kata Nurul, diperlukan gerakan masif, rutin, dan melibatkan banyak pihak, termasuk sektor swasta seperti PT Akhsa Energi Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, penanaman dilakukan di total 57 hektare lahan, terdiri dari 47 hektare di Desa Blongko, Kecamatan Ngetos, dan 10 hektare di Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan.
“Sudah sepatutnya kita semua menjaga alam, demi menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” tegas Nurul.
Sementara itu, Direktur PT Akhsa Energi Indonesia, M. Burhannul Karim, mengungkapkan bahwa perusahaannya berkomitmen penuh dalam mendukung program pemerintah untuk menekan lahan kritis.
Melalui penanaman ribuan bibit di Kabupaten Nganjuk, PT Akhsa ingin memastikan bahwa kontribusi sektor energi tidak hanya fokus pada operasional, namun juga pada pelestarian lingkungan.
“PT Akhsa Energi Indonesia siap berperan aktif dalam menjaga dan memulihkan lingkungan di Indonesia, terutama di Kabupaten Nganjuk sebagai wilayah tempat kami beroperasi,” ujarnya.
Kegiatan penanaman ini juga mendapat dukungan dari berbagai lembaga konservasi dan pemerintah daerah. Hadir dalam kesempatan itu perwakilan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Balai Gakkum Jabalnusra, serta unsur pemda.
Sinergi lintas institusi ini menjadi simbol kuat bahwa upaya memperbaiki lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi gerakan bersama antara negara, swasta, dan masyarakat.
Rif/Pas/2025
0 komentar:
Posting Komentar