matakamera, Nganjuk – Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, adalah sebuah perkampungan kecil di lereng Gunung Wilis. Perkampungan ini berjarak sekitar 15 kilometer di selatan pusat kota. Lokasinya juga dikelilingi dengan kawasan hutan jati dan pinus, yang menjadi pembatas alami dengan kampung-kampung lain.
Menurut riwayat prasasti Hindu Jawa, Raja Hayam Wuruk di zaman Majapahit abad 14 membangun candi khusus di desa ini yang diberi nama Candi Ngetos. Candi ini kemudian menjadi tempat penyimpanan abu jenazah saja raja, ketika wafat tahun 1389 Masehi. Raja bergelar Maharaja Sri Rajasanegara itu minta disemayamkan di desa ini, karena lokasinya langsung menghadap 'muka' Gunung Wilis. Gunung yang dikeramatkan oleh Umat Hindu, berhawa sejuk, dan masyarakatnya yang menjunjung tinggi seni kebudayaan Jawa.
"Candi batu-bata itu memiliki panjang 9,1 meter dan tinggi 10 meter, berdiri tegak dikelilingi rumah-rumah penduduk,” ucap Aries T. Effendi, pegiat wisata Nganjuk sekaligus perawat Candi Ngetos.
workshop dan galeri batik yang dibuka untuk umum di kompleks Candi Ngetos |
Di dekat workshop batik Ngetos, juga terdapat lokasi produksi batu-bata tradisional |
Didorong semangat ingin melestarikan budaya tradisional itulah, Aries memilih mengembangkan kerajinan batik khusus batik tulis. Dua tahun berjalan, sudah ratusan turis dari sekitar Jawa Timur dan kota-kota besar yang tertarik datang, sambil belajar langsung melukis batik pada lembaran kain.
Baca juga : Air Terjun Cantik di Nganjuk, Tempat Bertapa Prabu Damarwulan
Baca juga : Kampung Kuno dari Zaman Mpu Sindok di Nganjuk
Aries pun sedikit memodifikasi corak dengan memasukkan warna-warni pelangi, sehingga lebih menyenangkan untuk orang awam, bahkan anak-anak. Adapun pakem motifnya tetap mengadopsi corak batik khas Nganjuk, berupa keanekaragaman hayati di hutan Gunung Wilis. Antara lain daun-daunan, pohon, satwa endemik, hingga corak khas Anjuk Ladang. "Sensasinya beda jika belajar membatik di kampung Raja Hayam Wuruk,” ujar Aries.
Biasanya, wisatawan yang datang dan belajar membatik, akan mendapat kenang-kenangan atau oleh-oleh selembar kain batik yang merupakan hasil karya mereka sendiri.
Para wisatawan yang berkunjung ke desanya, juga tidak hanya diajak belajar membatik. Jika memiliki waktu lebih, Aries pun siap mengajak wisatawan berpetualang di pedesaan yang masih alami. Antara lain, mengunjungi Candi Ngetos dan mempelajari sejarah bangunan yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Raja Hayam Wuruk tersebut.
Pada waktu-waktu tertentu, wisatawan juga bisa dimanjakan dengan sajian makan siang di tengah sawah, dengan menu sambal lalapan khas pedesaan. “Pada musim tanam padi, wisatawan juga bisa mencoba alat bajak sawah tradisional, yang ditarik sapi,” pungkasnya.(ab)
Anak-anak pun tidak ketinggalan mencoba teknik menggambar corak batik Ngetos |
Info tur wisata lengkap di Kabupaten Nganjuk :
Hubungi 0852-3355-0161 (telepon/SMS/Whatsapp), atau pin BBM : 5E7783FB
Lihat : Profil Redaksi Matakamera Nganjuk
0 komentar:
Post a Comment