Lokasi Foto Selfie Cantik di Nganjuk Ini Dulu Adalah Medan Perang

PG Djatie
Lahan bekas kompleks pabrik gula Belanda, NV Maatschapij Tot Exploitatie Van de Soikeronder Djatie, kini menjadi tempat eksotis untuk berfoto-foto. Lokasinya di Desa Jatirejo, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur. (foto : bendottetapsemangat via IG)
Ahad, 19 Februari 2017 | by Panji Lanang Satriadin

matakamera, Nganjuk – Di Desa Jatirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terdapat lahan terbuka yang cukup luas, tepat di tengah-tengah perkampungan. Sehari-hari, biasa dimafaatkan warga untuk berolahraga, maupun dikelola untuk kegiatan Pabrik Gula Meritjan Kediri.

Belakangan ini, anak-anak muda setempat dan penggemar fotografi juga sering berkunjung, karena lokasinya dianggap menarik. Salah satunya, karena di tengah-tengah lahan berdiri menjulang sebuah bangunan cerobong asap kuno.

Warga sekitar juga sempat memasang poster unik di tepi utara lahan. Poster memuat gambar wajah sosok Belanda zaman lampau, yang disebut-sebut bernama WM Van Den Boumen. Menurut warga setempat, Van Boumen adalah pemilik pabrik gula (PG) zaman kolonial bernama PG Djatie.

Saat Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda, Van Den Boumen adalah salah satu direktur NV Maatschapij Tot Exploitatie Van de Soikeronder Djati, perusahaan Belanda yang mendirikan PG Djatie pada 1898.

Bambang, 55, salah satu tokoh warga Desa Jatirejo mengungkapkan, bahwa lahan kosong seluas sekitar 11,8 hektar di desanya itu dahulu adalah kompleks pabrik besar, yang penuh dengan bangunan. Namun pada tahun 1949, saat terjadi agresi militer Belanda di Indonesia, sebagian besar bangunan pabrik gula itu dihancurkan oleh pasukan gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman. “Pasukan Soedirman menggempur dari markas persembunyian di Hutan Wilis, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret,” kata Bambang.

Serangan itu dilakukan bukan tanpa alasan. Karena selama beberapa hari Soedirman bergerilya di Nganjuk, dia dan pasukannya berhasil mendeteksi, bahwa ternyata kompleks PG Djatie saat itu digunakan sebagai markas komando militer terselubung serdadu Belanda. Pasukan Soedirman lalu melakukan serangan mendadak dini hari, yang membuat ratusan tentara Belanda kocar-kacir. “Pasukan Soerdirman menggempur pakai senapan api dan meriam yang dirampas dari penjajah,” sambung Bambang.

Serangan fatal itu membuat ratusan nyawa melayang dan pertumpahan darah hebat dari kedua kubu. Nyaris seluruh kompleks bangunan PG Djatie luluh lantak, kecuali sebuah cerobong asap yang sampai hari ini masih berdiri kokoh.

Menurut riwayat dari sesepuh desa, cerobong itu sempat beberapa kali terkena serangan peluru meriam pasukan Soedirman, tetapi tidak sampai roboh. “Bisa dilihat, sampai sekarang masih ada bekas lubang dan retakan dinding cerobong bagian atas, Itu bekas kena hantaman peluru meriam,” tutur Bambang.(ab)

Baca juga : 4 Keunikan Goa Keramat di Kabupaten Nganjuk


Lihat : Profil Redaksi Matakamera Nganjuk
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System