Di Madiun, Mensos Beberkan Strategi Percepatan Penanganan Kemiskinan

khofifah
Mensos Khofifah saat menyapa salah satu warga penerima Bansos PKH di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin 17 April 2017. (matakamera/foto : Biro Humas Kemensos RI)
Senin 17 April 2017 |
Edited by Panji Lanang Satriadin

matakamera, Madiun - Kementerian Sosial RI akan memaksimalkan komplementaritas  bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), dengan bantuan sosial dan program subsidi lainnya. Ini sebagai upaya percepatan penanganan kemiskinan di Indonesia.

Hal itu seperti diungkapkan oleh Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa, saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin 17 April 2017. Menurut Khofifah, PKH merupakan salah satu program untuk mempercepat pemerataan dan mengurangi kesenjangan sosial ekonomi. PKH mempunyai keunggulan dilihat dari penetapan kriteria penerima yakni sembilan persen kelompok termiskin sehingga lebih tepat sasaran.

"Oleh karena itu, penerima PKH seharusnya juga menerima BPNT atau rastra, anak mereka menerima Kartu Indonesia Pintar,  Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), Kartu  Indonesia Sehat,  subsidi listrik, dan bantuan pemberdayaan berupa e-Warong KUBE - PKH. Jika mereka menerima secara komprehensif diharapkan maksimal lima tahun mandiri. Jika mereka menerima program e- warong KUBE- PKH diharapkan dua tahun mandiri," terang Mensos.

Saat ini, lanjutnya, subsidi dan bantuan kepada keluarga penerima manfaat yang ada dalam APBN 2017 adalah program Beras Sejahtera (Rastra), dengan nilai bantuan 15 kilo per bulan untuk setiap keluarga. Kini cakupannya mencapai 14,3 juta rumah tangga.

Bantuan berikutnya adalah penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp110.000 per bulan untuk tiap keluarga. Cakupan BPNT mencapai 1, 28 juta keluarga.

Bantuan Kesehatan dari penerima bantuan iuran jaminan Kesehatan Nasional sebesar Rp23.000 per bulan untuk setiap jiwa. Dengan jumlah total penerima 94,3 jiwa.

khofifah
Mensos Khofifah bersama siswa-siswi penerima bantunan pendidikan dan program Indonesia Pintar, di Kabupaten Madiun, Senin 17 April 2017 (matakamera/foto : Stafsus Mensos RI)
Bantuan Pendidikan dari Program Indonesia Pintar sebesar Rp450.000 per tahun untuk anak SD, untuk SMP sederajat Rp750.000 per tahun per anak. Sementara untuk SMA dan sederajat mendapat Rp1 juta per tahun per anak. Total penerima bantuan ini 19,7 juta anak.

"Untuk PKH seperti yang sering saya katakan tahun ini terdapat 6 juta penerima PKH dengan nilai bantuan sebesar Ro1.890.000 dan tahun depan Insya Allah  ditingkatkan jumlahnya menjadi 10 juta penerima," papar Khofifah.

Dengan adanya komplementaritas bantuan sosial kepada keluarga penerima manfaat, lanjutnya, akan memberikan daya ungkit dan manfaat untuk meningkatan penghasilan dan kesejahteraan bagi keluarga penerima manfaat.

"Agar mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga gini ratio antara warga negara yang berada pada level bawah dan level atas tidak terlalu jauh kesenjangannya," harap Mensos.

Beri Penguatan Pendamping PKH

Sementara itu, masih dalam rangkaian kunjungan kerja ke Madiun, Mensos juga memberi Pemantapan Pendamping dan Operator PKH 2017.

Dihadapan peserta 314 Pendamping dan Operator dari kabupaten dan kota Madiun, Blitar, Kediri, Trenggalek, Pacitan, dan Ponorogo, Mensos memberikan penguatan terhadap peran strategis mereka.

"Saya minta semua pendamping dan operator bersiap, karena ke depan akan banyak tugas-tugas yang harus diemban. Selain PKH, Pendamping juga harus mulai berkoordinasi dengan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) untuk pelaksanaan BPNT. Tahun depan BPNT diberikan kepada 10 juta keluarga, maka koordinasi pendamping dengan lembaga perbankan harus lebih intensif," papar Mensos.

Pendamping PKH, lanjutnya, juga harus siap dengan makin luasnya jangkauan sistem layanan bantuan sosial bagi penerima BPNT dan PKH yang juga akan dilakukan secara _door to door_. Misalnya di Mojokerto, layanan tarik tunai bantuan sosial dan subsidi mulai dilakukan Agen Bank dengan menggunakan motor.

"Saya punya mimpi orang miskin kelak bisa menjadi jadi raja dan ratu. Artinya apa, mereka benar-benar dilayani secara komprehensif dalam pengambilan bansos dan pencairan subsidi. Kalau dulu mereka harus antre berjam-jam, berpeluh keringat menunggu giliran maka Kemensos bersama HIMBARA akan siapkan layanan jemput bola," katanya.

Dengan layanan ini, penerima manfaat program tidak perlu keluar rumah, tapi cukup agen yang mendatangi mereka dengan motor dan mobil dengan mesin EDC. Bahkan bantuan pangan juga akan dibawa berkeliling. Intinya layanan diberikan semaksimal mungkin.

Khofifah juga berpesan agar pendamping dan operator PKH dapat melayani dengan sepenuh hati, memberikan motivasi dan semangat kepada KPM agar kelak dapat mewujudkan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.

"Sapaan kita kepada warga miskin itu sangat penting. Saya meyakini kalian semua mampu menjalankan tugas ini dengan baik. Ini prioritas nasional. Bukan hanya program kemensos. Programnya luar biasa, saya yakin pendampingnya juga luar biasa," pungkas Mensos. (ab/ads/2017)  

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System