Menengok Nganjuk Tempo Doeloe, Bukan Sekadar Kota Angin


nganjuk
Replika gapura era Belanda berangka tahun 1935, dibangun di pintu masuk menuju venue Ngandjoek Tempo Doeloe, di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, 25-27 Agustus 2017 (matakamera/foto : itakelfinta)
Sabtu 26 Agustus 2017 ||
by Panji Lanang Satriadin

matakamera, Nganjuk – Pernahkah kamu membayangkan, seperti apa Kabupaten Nganjuk di masa lampau?

Nah, selama tiga hari di akhir pekan ini, masyarakat Kota Angin seakan diajak masuk lorong waktu,  kembali ke masa lampau. Yakni, untuk melihat aneka kekayaan seni, budaya, kehidupan sosial, hingga kisah-kisah heroik era perjuangan.

Nuansa jadul itu bisa ditemui di zona Ngandjoek Tempo Doeloe, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk, melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga pada 25-27 Agustus 2017.

Kegiatan unik ini sengaja dihelat, untuk menggugah hati masyarakat agar tidak melupakan sejarah budaya, seni, hingga riwayat perjuangan para pahlawan khususnya di Kabupaten Nganjuk.

Kegiatan dibuka secara langsung oleh Bupati Nganjuk beserta istri, Ita Triwibawati, jajaran forum pimpinan daerah hingga tokoh masyarakat Nganjuk. Tak kurang dari 83 stan bertema sejarah masa lalu dipamerkan di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, sisi timur Alun-Alun Nganjuk.

Tentu saja puluhan stan yang dipamerkan memiliki nilai historis (sejarah) tentang Nganjuk, mulai peralatan kuno, barang-barang pusaka, Kantor Pos tempo dulu, serta kendaraan lawas yang meliputi roda dua, roda empat, hingga kereta kencana milik kerajaan Anjuk Ladang.

nganjuk
Pengunjung melihat foto-foto sejarah masa lampau di salah satu stan Ngandjoek Tempo Doeloe (matakamera/foto : aboutnganjuk)
Di sebagian besar stan terpajang foto-foto asli cetakan lama yang menggambarkan masa lalu daerah berjuluk kota angin ini. Dalam foto itu tergambar bangunan lama, kendaraan lama, jembatan lama, hingga bagaimana penderitaan rakyat Nganjuk saat dijajah bangsa asing. Uniknya, penjaga stan yang memandu pengunjung semuanya menggunakan pakaian jadul, sehingga kesan Nganjoek Tempoe Doeloe begitu kental terasa.

Di tengah ribuan masyarakat yang memadati arena, Bupati Taufiqurrahman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak atas terselenggaranya kegiatan ini. Bupati Taufiq berpesan supaya masyarakat tidak sampai melupakan jasa dan perjuangan para pahlawan dalam memperoleh kemerdekaan yang sekarang bisa dinikmati.

“Para sesepuh jangan sampai tidak memberitahukan kepada anak cucunya tentang perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Jangan sampai generasi penerus lupa akan sejarah. Ada ungkapan bijak yang mengatakan jika bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah dan perjuangan pahlawan,” ujarnya.

Menurut Bupati, dengan menengok kembali warisan adiluhung para pendahulu, masyarakat Nganjuk dan khalayak luas akan lebih mengetahui, bahwa Kabupaten Nganjuk bukan sekadar berjuluk Kota Angin. Ada banyak potensi lain daerah ini, berpijak dari riwayat masa lampau baik dari sisi kesenian, budaya, kuliner, pertanian hingga kekayaan wisata alam.(ds/ab/ads/2017)

Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System