Musim Banjir, Waspadai 7 Jenis Penyakit Ini

Rejoso
Banjir 15 Feb 2016 di Kecamatan Rejoso, Nganjuk. Masyarakat diminta waspadai wabah penyakit akibat bencana musim hujan ini.
matakamera, Nganjuk - Bencana banjir selama musim hujan ini tidak hanya menimbulkan dampak kerusakan dan kerugian materi semata. Para pakar dan ahli kesehatan pun sudah memetakan, bahwa banjir juga bisa memicu wabah penyakit tertentu. Berikut ulasan 7 jenis penyakit yang rawan muncul saat banjir dan musim hujan, seperti dikutip dari riderdigest.co.id :

1. Diare :
Penyakit ini sangat terkait erat dengan kebersihan individu. Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi dan potensi banjir meningkat, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, akan banyak ikut tercemar. Selain itu, pada saat banjir, biasanya akan terjadi pengungsian sehingga fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat. Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi agar terhindar dari serangan diare, sebaiknya selalu membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap kali akan makan/minum, serta sehabis buang hajat. Biasakan pula merebus air minum hingga mendidih setiap hari, serta menjaga kebersihan lingkungan, menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal. Dan bila ada gejala-gejala diare, segera ganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan minum oralit dan hubungi petugas kesehatan terdekat.

2. Demam Berdarah :
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan aedes aegypti, yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal itu karena saat musim hujan banyak sampah, misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu yang terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan peningkatan populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat. Untuk itu, sebaiknya Anda aktif melakukan 3M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat. Selain itu, segera bawa keluarga Anda ke sarana kesehatan, bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas penyebabnya, yang disertai tanda-tanda perdarahan.

3 Leptospirosis :
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira, dan termasuk salah satu penyakit zoonosis karena ditularkan melalui hewan. Di Indonesia hewan penular utama adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia, di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Seseorang yang memiliki luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka akan berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit. Untuk menghindarinya, Anda bisa melakukan langkah-langkah antisipasi, yaitu menekan dan menghindari tikus yang berkeliaran di sekitar Anda, dengan selalu menjaga kebersihan, hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka, gunakan pelindung, misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir, dan segera berobat ke sarana kesehatan, bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.

4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) :
 Penyebab penyakit ini dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lain. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat, dapat disertai sesak napas, nyeri dada. Penanganan penyakit ini dapat dilakukan dengan istirahat, pengobatan simtomatis sesuai gejala atau pengobatan kausal untuk mengatasi penyebab,  peningkatan daya tahan tubuh, pencegahan penularan kepada orang sekitar, antara lain dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan. Faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan ISPA

5.Penyakit Kulit :
 Penyakit ini dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Pada musim banjir, maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Seperti ISPA, maka faktor berkumpulnya banyak orang berperan dalam penularan infeksi kulit.

6.Penyakit Saluran Cerna Lain :
 Demam tifoid merupakan salah satu penyakit saluran cerna, yang juga terkait dengan faktor kebersihan makanan.

7. Perburukan Penyakit Kronis yang Mungkin Sudah Diderita :
Hal itu terjadi karena penurunan daya tahan tubuh, akibat musim hujan berkepanjangan, apalagi bila banjir berhari-hari.

Agar terhindar dari penyakit-penyakit di atas, sebaiknya terapkan selalu perilaku hidup bersih sehat, antara lain dengan makan/minum yang baik dan bersih (selalu makanan yang sudah dimasak), tidak jajan sembarangan, istirahat yang cukup, mengupayakan kebersihan diri dan lingkungan, menghindari buang sampah sembarangan dan senantiasa melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan mengolah makanan, serta setelah BAB, menceboki anak dan memegang lingkungan yang kotor dan hewan. (ab/ riderdigest.co.id)
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System