Proyek 'Siluman' Penahan Tanah di Desa Gemenggeng : Tanpa Papan Nama, Baru Seumur Jagung Sudah Rusak

Penampakan proyek 'siluman' penahan jalan di Dusun Klitih Desa Gemenggeng, Kecamatan Pace/insert foto : kondisi fisik bangunan sudah rusak meskipun baru selesai dikerjakan
Jumat 3 Maret 2023

matakamera, Nganjuk - Proyek pembangunan tembok penahan tanah (TPT) jalan di Desa Gemenggeng, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk bikin geleng-geleng kepala. Pasalnya, ditemukan sejumlah kejanggalan pada proses dan hasil pekerjaannya.

Pantauan wartawan di sekitar lokasi pada Jumat (3/10/2023), setidaknya ada tiga titik lokasi pembangunan fisik TPT. Masing-masing 1 lokasi di area persawahan Dusun Mlaten, serta 2 lokasi yang saling berdekatan di persawahan Dusun Klitih.

Kerusakan parah pada fisik bangunan penahan tanah di Desa Gemenggeng mengindikasikan pekerjaannya yang asal-asalan

Sayangnya, tidak terdapat plang atau papan nama pada masing-masing lokasi proyek. Sehingga tidak diketahui pasti siapa yang melaksanakan pekerjaan tersebut, berapa ukuran volumenya maupun nilai anggarannya.


"Ini baru dua bulan lalu selesai dikerjakan, akhir tahun 2022 kemarin. Hanya dua orang kuli yang nggarap," ujar salah satu petani yang sehari-hari menggarap sawah di sekitar proyek.

Karena sejak awal tidak dipasang papan nama, si petani pun mengaku tidak tahu pasti identitas proyek dan dari pihak mana yang mengerjakan. "Pekerjanya juga bukan orang sini, jadi saya tidak kenal," imbuhnya.

Selain tidak jelas identitasnya, kualitas fisik pada ketiga proyek TPT tersebut juga buruk. Hal itu tampak jelas pada beberapa titik bagian yang sudah hancur semennya. Serta, bangunan tembok penahan tidak tuntas dikerjakan sampai batas ujung sungai.
Andik, aktivis LSM Nganjuk mengatakan, proyek ini jelas menggunakan uang negara. Tetapi tidak jelas dari instansi mana dan perusahaan kontraktor mana yang mengerjakan.

"Jadinya seperti proyek 'siluman'," tuding Andik.

Ia menduga ada niat jahat dari oknum pelaksana proyek. Yakni sengaja tidak memasang papan nama proyek untuk mengelabui masyarakat, agar tidak bisa diawasi.

"Kami curiga ini disengaja agar tidak terbongkar permainan kotor oknum-oknumnya, demi meraup keuntungan yang lebih besar untuk memperkaya diri atau kelompok," ujar Andik.

Dalam pengamatannya, ada beberapa titik lokasi tembok yang sudah pecah bahkan hancur. Selain itu, di ujung bangunan yang diperkirakan memiliki panjang kurang dari 100 meter itu, tampak baru saja dibangun bangunan bingkai prasasti namun masih kosong. Tidak ada tulisan apapun yang menunjukkan identitas pekerjaan.

Atas berbagai temuan dugaan pelanggaran hukum tersebut, Andik berencana melaporkannya ke Kejaksaan Negeri Nganjuk dalam waktu dekat.

Rif/Nji
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System