Ahad 21 September 2025Oleh: M. Roissudin, M.Pd
Ketua Umum IKA UPMS
Selama lebih dari empat dekade, Universitas PGRI Mpu Sindok (UPMS)—perguruan tinggi pertama di Kota Anjuk Ladang—telah menjadi kawah candradimuka lahirnya pendidik dan pemimpin masa depan.
Lahir dari kolaborasi STKIP PGRI Nganjuk dan STIE PGRI Nganjuk, setelah berkiprah selama 46 tahun kampus legend ini terus bertransformasi dan resmi naik kasta menjadi universitas dengan visi global.
Kini UPMS menaungi 12 program studi di lima fakultas: Ilmu Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis, Teknik, Hukum, dan Pertanian.
Sejak berdiri pada 1983, ribuan alumni UPMS telah tersebar di berbagai jenjang pendidikan: dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tak sedikit pula yang menduduki posisi strategis sebagai rektor, kepala dinas, pejabat publik, diplomat, maupun inovator pendidikan tingkat nasional dan internasional. Capaian ini mempertegas reputasi UPMS sebagai lembaga yang konsisten mencetak calon pendidik profesional, visioner, kreatif, dan adaptif terhadap tuntutan zaman.
Di era digital, UPMS mengokohkan diri sebagai kampus modern pencetak pendidik masa depan. Digitalisasi layanan kampus digarap serius: sistem administrasi, platform akademik, hingga pembelajaran daring interaktif. Semua diarahkan agar mahasiswa dapat belajar dan berinovasi tanpa batas ruang dan waktu, sejalan dengan semangat *
Kampus Merdeka dan Pendidikan 5.0 yang menuntut keunggulan teknologi sekaligus karakter.
Spirit Mpu Sindok Inspirasi Para Penerus
Nama besar Mpu Sindok bukan hanya simbol, melainkan spirit yang hidup dalam denyut nadi UPMS. Sang pemimpin legendaris abad ke-10 berani memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur demi menjaga eksistensi negeri. Keberaniannya melawan dominasi Sriwijaya dan meninggalkan Prasasti Jayastamba menjadi bukti bahwa visi dan kegigihan mampu melahirkan peradaban baru.
Spirit Mpu Sindok itulah yang menginspirasi UPMS untuk menatap masa depan pendidikan. Seperti Mpu Sindok yang menembus keterbatasan geografis dan politik, UPMS pun bertekad menembus batas zaman melalui inovasi pendidikan. Spirit ini terus dikobarkan untuk mencetak pendidik yang bukan sekadar pengajar, tetapi pemimpin humanis dengan integritas dan visi kebangsaan.
Secara menejerial, Konsep pendidikan UPMS sesunggunya berakar pada budaya namun bervisi global, sehingga tagline " Think Globally act Locally" masih sangat relevan untuk kondisi hari ini.
Hal ini sejalan dengan jejak dan kiprah para tokoh bangsa. Kiai Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah melahirkan ribuan lembaga pendidikan dengan semangat tajdid, sedangkan Ki Hajar Dewantara lewat Taman Siswa menegaskan pentingnya local wisdom sebagai ruh pendidikan nasional. UPMS meneruskan semangat keduanya: melahirkan kader pendidik yang berpijak pada budaya bangsa sekaligus memiliki cakrawala global.
Tantangan dan Peluang Menuju Global
Era Pendidikan 5.0 menghadirkan tantangan besar bagi perguruan tinggi. UPMS dituntut bukan hanya melahirkan lulusan yang menguasai teknologi, tetapi juga berkarakter, berjiwa pemimpin, dan empatik. Untuk itu, kurikulum terus diperbarui sesuai kebutuhan industri dan masyarakat, riset diperkuat, dan jejaring kemitraan nasional–internasional diperluas.
Tantangan lain adalah meningkatkan mutu akademik, memperkuat akreditasi program studi, menambah sarana riset, dan meningkatkan kualitas sumber daya dosen. Namun, di balik tantangan tersebut tersimpan peluang besar: kekayaan budaya lokal sebagai modal keunggulan, dukungan kebijakan “Kampus Merdeka”, serta momentum transformasi pasca-merger yang menjadikan UPMS sebagai satu-satunya universitas di Nganjuk.
Kini UPMS tengah memperluas langkah ke panggung global. Pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset lintas negara, hingga publikasi ilmiah internasional menjadi prioritas strategis. Semua diarahkan agar UPMS tidak hanya relevan di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga diakui di kancah internasional.
Transformasi UPMS adalah tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjangnya sebagai lembaga pencetak insan cendekia. Dengan mengolaborasikan tradisi keilmuan, inovasi teknologi, dan nilai kemanusiaan, kampus ini bertekad melahirkan generasi unggul yang siap memimpin masa depan.
Bagi bangsa yang membutuhkan pendidik profesional dan pemimpin muda, UPMS adalah rumah besar pembentuk insan visioner yang siap membangun peradaban Indonesia yang maju, inklusif, dan bermartabat.
“Selamat dan sukses Dies Natalis ke-1 UPMS. Teruslah berkomitmen melakukan transformasi dan berkontribusi terhadap pendidikan menuju Generasi Emas.”
Spirit Mpu Sindok Inspirasi Para Penerus
Nama besar Mpu Sindok bukan hanya simbol, melainkan spirit yang hidup dalam denyut nadi UPMS. Sang pemimpin legendaris abad ke-10 berani memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur demi menjaga eksistensi negeri. Keberaniannya melawan dominasi Sriwijaya dan meninggalkan Prasasti Jayastamba menjadi bukti bahwa visi dan kegigihan mampu melahirkan peradaban baru.
Spirit Mpu Sindok itulah yang menginspirasi UPMS untuk menatap masa depan pendidikan. Seperti Mpu Sindok yang menembus keterbatasan geografis dan politik, UPMS pun bertekad menembus batas zaman melalui inovasi pendidikan. Spirit ini terus dikobarkan untuk mencetak pendidik yang bukan sekadar pengajar, tetapi pemimpin humanis dengan integritas dan visi kebangsaan.
Secara menejerial, Konsep pendidikan UPMS sesunggunya berakar pada budaya namun bervisi global, sehingga tagline " Think Globally act Locally" masih sangat relevan untuk kondisi hari ini.
Hal ini sejalan dengan jejak dan kiprah para tokoh bangsa. Kiai Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah melahirkan ribuan lembaga pendidikan dengan semangat tajdid, sedangkan Ki Hajar Dewantara lewat Taman Siswa menegaskan pentingnya local wisdom sebagai ruh pendidikan nasional. UPMS meneruskan semangat keduanya: melahirkan kader pendidik yang berpijak pada budaya bangsa sekaligus memiliki cakrawala global.
Tantangan dan Peluang Menuju Global
Era Pendidikan 5.0 menghadirkan tantangan besar bagi perguruan tinggi. UPMS dituntut bukan hanya melahirkan lulusan yang menguasai teknologi, tetapi juga berkarakter, berjiwa pemimpin, dan empatik. Untuk itu, kurikulum terus diperbarui sesuai kebutuhan industri dan masyarakat, riset diperkuat, dan jejaring kemitraan nasional–internasional diperluas.
Tantangan lain adalah meningkatkan mutu akademik, memperkuat akreditasi program studi, menambah sarana riset, dan meningkatkan kualitas sumber daya dosen. Namun, di balik tantangan tersebut tersimpan peluang besar: kekayaan budaya lokal sebagai modal keunggulan, dukungan kebijakan “Kampus Merdeka”, serta momentum transformasi pasca-merger yang menjadikan UPMS sebagai satu-satunya universitas di Nganjuk.
Kini UPMS tengah memperluas langkah ke panggung global. Pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset lintas negara, hingga publikasi ilmiah internasional menjadi prioritas strategis. Semua diarahkan agar UPMS tidak hanya relevan di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga diakui di kancah internasional.
Transformasi UPMS adalah tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjangnya sebagai lembaga pencetak insan cendekia. Dengan mengolaborasikan tradisi keilmuan, inovasi teknologi, dan nilai kemanusiaan, kampus ini bertekad melahirkan generasi unggul yang siap memimpin masa depan.
Bagi bangsa yang membutuhkan pendidik profesional dan pemimpin muda, UPMS adalah rumah besar pembentuk insan visioner yang siap membangun peradaban Indonesia yang maju, inklusif, dan bermartabat.
“Selamat dan sukses Dies Natalis ke-1 UPMS. Teruslah berkomitmen melakukan transformasi dan berkontribusi terhadap pendidikan menuju Generasi Emas.”
0 komentar:
Posting Komentar