Pejabat Ogah Hadir, Suara Rakyat Justru Makin Menggema di Peringatan Hari HAM Madiun

Senin 15 Desember 2025

MADIUN, matakamera.net - Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia yang digelar koalisi masyarakat sipil di Kota Madiun justru menjelma menjadi panggung perlawanan moral. Tanpa satu pun pejabat hadir, suara rakyat malah bergema semakin lantang.

Sabtu sore (13/12/2025), Warung Garasi Kota Madiun dipenuhi wajah-wajah muda yang datang dengan kesadaran dan kegelisahan yang sama. Mengusung tema “Bicara HAM? Hak Asasi Manusia atau Hilangnya Asasi Manusia?”, puluhan peserta dari berbagai elemen, mulai Aksi Kamisan, GMNI, PMII, hingga BEM se-Madiun Raya, berkumpul untuk satu tujuan: menagih komitmen negara atas kemanusiaan.

Ironisnya, kursi yang disiapkan untuk Kapolres, Kepala Bakesbangpol, dan Ketua DPRD Kota Madiun tak pernah terisi.

Hingga hampir dua jam lamanya, peserta menunggu. Namun kekecewaan tak berubah menjadi pembubaran. Sebaliknya, forum justru hidup, diskusi tetap berjalan, dan suara rakyat mengambil alih ruang yang ditinggalkan.

Haidar, perwakilan penyelenggara, mengungkapkan bahwa absennya para pejabat memaksa peserta untuk berinisiatif agar forum tetap berlangsung.

“Ketiganya kebetulan tidak bisa hadir. Kami sudah menunggu cukup lama, hampir dua jam. Akhirnya saya mengajukan diri sebagai pemantik untuk menggantikan narasumber yang seharusnya datang,” ujarnya.

Ketiadaan pejabat justru melahirkan diskusi yang lebih jujur dan kritis. Aditya Arya Priatma, yang turut menjadi pemantik diskusi, menilai momen tersebut sebagai gambaran nyata relasi negara dan rakyat dalam isu HAM. Negara kerap berbicara soal hak asasi, namun abai saat nilai-nilai itu diuji dalam praktik.

“Negara sering membahas isu HAM, tapi sering lalai terhadap HAM itu sendiri. Harapan konkretnya, masyarakat Madiun—mahasiswa, rakyat sipil, buruh, tani, dan lainnya—bisa bahu-membahu menyuarakan isu HAM,” tegas Aditya.

Di tengah diskusi yang berlangsung hangat, suara generasi muda kembali menguat. Lendra, salah satu peserta, menekankan bahwa sikap apatis bukanlah pilihan di tengah berbagai pelanggaran kemanusiaan yang masih terjadi.
“Isu HAM adalah isu fundamental yang harus dipahami oleh generasi muda saat ini,” katanya.

Acara ditutup dengan pernyataan tegas namun penuh optimisme. Sadam, Koordinator Aksi Kamisan Madiun, menegaskan bahwa gerakan ini tidak akan berhenti pada satu forum diskusi. Ia menuntut agar ruang demokrasi tetap terbuka dan para pejuang HAM mendapatkan perlindungan.

“Dengan adanya Aksi Kamisan di Kota Madiun, saya berharap mata warga semakin terbuka. Aktivis-aktivis HAM harus selalu dijaga, dilindungi, dan tidak diintervensi,” tandasnya.

Her/Pas/2025
Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Comments System