Ayahnya Kuli Angkut Pasir, Bocah 7 Tahun Penderita Cerebral Palsy di Nganjuk Butuh Uluran Tangan

nganjuk
Oktavia berada di pangkuan ibunya, Wakini, di rumah mereka yang sederhana di Desa Kecubung, Kecamatan Pace, Nganjuk, Jawa Timur (matakamera/uikhlasss)
matakamera, Nganjuk - 18 Oktober 2008, bocah perempuan Oktavia Raya Vanesa lahir dalam kondisi yang terlihat normal. Kejanggalan baru terjadi setelah usianya beranjak 13 bulan. Saat itu, Oktavia mengalami kejang-kejang dalam waktu panjang dan terus berulang. Dari proses pengobatan yang telah dilakukan, diketahui penyakit yang diderita Oktavia adalah Cerebral Palsy, berupa pengecilan otak kiri dan pembesaran otak kanan, disertai epileptogenicity atau epilepsi.

Keadaan ini menyebabkan Oktavia tidak dapat mengontrol gerak tubuh bagian kirinya. Hingga sekarang Oktavia belum bisa berdiri dan juga belum dapat berkomunikasi. Walaupun frekuensinya telah berkurang, bocah ini juga masih sering mengalami kejang-kejang.

Oktavia adalah anak kedua dari pasangan Pak Harianto dan Bu Wakini. Keluarga ini tinggal di Jln M. Yusuf, RT10 RW3 Desa Kecubung, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sehari-hari, Harianto ayah Oktavia bekerja sebagai buruh angkut pasir, sedangkan Bu Wakini sebagai ibu rumah tangga, terutama untuk menjaga dan mengurus Dik Oktavia. "Kondisi ekonomi dan penghasilan orangtua Dik Oktavia tidak menungkinkan, apalagi untuk biaya pengobatan," ujar Mariska Rosyita Dewi, tim relawan Uikhlasss Nganjuk yang baru mengunjungi rumah keluarga Oktavia di Kecubung.

Sudah dua tahun ini Oktavia bolak-balik menjalani rawat jalan ke RS dr. Soetomo. Awalnya, tiap dua minggu sekali si kecil diajak berobat. Namun, dengan keterbatasan biaya, keluarga meminta pertimbangan dokter untuk mengurangi jadwal berobat menjadi sebulan sekali. Itu pun hanya untuk mengambil obat resep dokter, sementara Oktavia benar-benar diajak berobat setiap tiga bulan sekali.

Saat Tim Uikhlasss menyambangi kediaman Oktavia, terlihat semangat keluarga dan tetangga dalam mengupayakan pengobatan bocah ini, baik upaya medis dan alternatif. Keluarga mengakui, biaya pengobatan sepenuhnya ditanggung pemerintah melalui program Kartu Indonesia Sehat. Namun tidak bisa dipungkiri, biaya akomodasi, pulang-pergi Nganjuk-Surabaya masih menjadi tanggungan keluarga. Terlebih lagi, seiring bertambahnya usia, dibutuhkan upaya ekstra untuk mengajak Oktavia ke Surabaya dengan kendaraan umum.

Bersama tim Uikhlasss Nganjuk, matakamera.net mengajak pembaca dan masyarakat luas untuk mendukung semangat Dik Oktavia dan keluarga untuk mengupayakan pengobatan dan kesembuhan. Uikhlasss: Sebarkan, Sedekahkan, kami Salurkan.

Bagi yang berniat membantu, silahkan klik link berikut (http://bit.ly/langkahdonasi) untuk langkah lengkapnya. Atau kunjungi page FB Uikhlasss dan akun IG, Path, Line, dan Twitter Uikhlasss.
Penghimpunan dana dibuka mulai hari ini (Jum’at, 22 Juli 2016) dan ditutup pada hari Senin, 1 Agustus 2016 pukul 23:59 WIB.

Silakan transfer dana donasi ke rekening resmi Uikhlasss :
- Mandiri : 1490 0071 91663 (a/n Nurhuda)
- BRI : 0121 0108 4239 502 (a/n Nurhuda)
- BCA : 4582 404 392 (a/n Nurhuda)

Setelah berhasil melakukan transfer donasi, dimohon untuk konfirmasi via SMS, WA, atau Line dengan format sebagai berikut :
Nama#KotaAsal#KodeTarget#Nominal#BankTujuan (3 digit terakhir nominal adalah 3 digit terakhir no.HP rekan-rekan)

Contoh : Nuril#Kediri#DikOktavia#180,556#BRI
Berikut ini kontak UIKHLASSS untuk konfirmasi
- SMS : 0856 5511 8840
- WA : 0856 5511 8840
- Line ID : crc6514u

(matakamera/uikhlasss)


Share on Google Plus

About matakamera.net

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Comments System