![]() |
Program pemberdayaan IKM pelatihan batik digelar Disperindag Nganjuk dan UPMS Nganjuk selama sepekan ini |
Kegiatan yang berlangsung sejak Senin (29/9/2025) hingga Sabtu (4/10/2025) ini digelar untuk meningkatkan kualitas dan daya saing batik lokal agar bisa naik kelas.
Pelatihan dibuka secara resmi di Front One Ratu Hotel Nganjuk oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Nganjuk, Yuni Marhaen Djumadi.
Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya mendukung kiprah pelaku batik di Kota Angin. “Harapan kami, batik Nganjuk bukan hanya dipakai masyarakat lokal, tetapi bisa menjadi primadona di daerahnya sendiri bahkan dikenal lebih luas,” ujar Yuni.
Rektor UPMS, Dr. Vera Septi Andrini, menekankan bahwa pelatihan ini merupakan wujud nyata dari misi perguruan tinggi dalam pengabdian masyarakat. Ia menyebut, program ini tidak hanya soal melatih keterampilan teknis, tetapi juga tentang menjaga warisan budaya serta menciptakan nilai tambah ekonomi.
“Kami ingin batik Nganjuk tumbuh sebagai identitas lokal yang berdaya saing sekaligus memperkuat aspek sosial masyarakat,” jelasnya.
Kepala Disperindag Nganjuk, Sri Handariningsih, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti 16 peserta yang merupakan pelaku IKM batik. Setelah sesi tatap muka di hotel, pelatihan akan dilanjutkan di CV Adikarya, Desa Putren, Kecamatan Sukomoro, dengan praktik langsung.
“Kami ingin peserta tidak hanya mahir dalam teknik membatik, tetapi juga memahami konsep pewarnaan kreatif, hingga menjadikan batik sebagai komoditas unggulan yang mampu menopang kesejahteraan,” terang Handariningsih.
Untuk memperkuat materi, Disperindag dan UPMS menghadirkan narasumber berkompeten, seperti Yussi Martha, desainer dari Islamic Fashion Institute Surabaya, perwakilan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, hingga dr. Widhi Nastiti Trihandy selaku Wakil Ketua Dekranasda Nganjuk.
Dengan bekal keterampilan yang lebih modern dan inovatif, pelatihan ini diharapkan mampu melahirkan produk batik khas Nganjuk yang memiliki daya tarik tersendiri. Lebih jauh lagi, program ini menjadi tonggak penting agar batik Nganjuk tidak hanya sekadar simbol budaya, tetapi juga motor penggerak ekonomi kreatif di daerah.
Rif/Pas/2025
0 komentar:
Posting Komentar