Aksi tak biasa itu menjadi simbol kekecewaan terhadap birokrasi yang berbelit soal pencairan Dana Desa untuk program tapal batas.
Patok tanah bertuliskan “Birokrasi Kecamatan Loceret Ruwet – TTD Kepala Desa Teken Glagahan.”
Tak berhenti di situ, sebuah mobil sengaja diparkir melintang di gerbang kantor kecamatan, membuat akses masuk terblokir dan menambah tegang suasana malam.
Aksi mendadak itu sontak menjadi perhatian publik, termasuk Sumarno, Ketua LSM Gerakan Anti Korupsi dan Ketidakadilan (GAKK) Nganjuk, yang hadir untuk memantau situasi.
Sumarno menilai aksi tersebut merupakan luapan kekecewaan Pemerintah Desa (Pemdes) Teken Glagahan terhadap pihak kecamatan yang dinilai tak kunjung memberikan kejelasan mengenai pencairan Dana Desa (DD), untuk program penetapan tapal batas berbasis geospasial. Pemdes, kata dia, merasa dipingpong dalam urusan administrasi yang tak berujung.
“Desa butuh kepastian, bukan janji menunggu tanpa batas. Program berjalan di seluruh Nganjuk, masa di sini terhambat? Ini bukti bahwa birokrasi kecamatan memang perlu dibenahi,” ujar Sumarno.
Program penetapan batas desa merupakan instruksi Bupati Nganjuk dan dikelola oleh Dinas PMD, dengan besaran anggaran sekitar Rp 29 juta per desa yang bersumber dari Dana Desa. Namun, di Teken Glagahan, dana ini tak kunjung cair.
Informasi yang diperoleh menyebut proses terhenti karena kecamatan menunggu kelengkapan SPJ dari desa.
Di sisi lain, pihak desa merasa sebagian besar syarat telah dipenuhi dan mereka hanya membutuhkan kejelasan langkah selanjutnya. Komunikasi yang tersendat antara desa dan kecamatan disebut menjadi pemicu utama. Berulang kali Pemdes mencari penjelasan, namun pulang tanpa keputusan jelas.
Ketegangan memuncak pada Selasa malam ketika warga dan perangkat desa memutuskan untuk melakukan aksi simbolik dengan membawa patok, sebuah penanda bahwa batas kesabaran mereka sudah habis. Mereka berharap aksi itu dapat menggugah perhatian kecamatan untuk segera merespons.
Sementara itu, Camat Loceret Sukirno belum memberikan keterangan resmi atas kejadian tersebut. Upaya konfirmasi melalui panggilan telepon maupun pesan WhatsApp hingga Rabu siang (3/12/2025) masih belum mendapatkan jawaban.
Rif/Pas/2025

0 komentar:
Posting Komentar